Monitorday.com – Konsultan Komunikasi Politik Ipang Wahid Stratejik (IPWS), Irfan Wahid, menilai bahwa faktor terbesar dalam meningkatnya suara Partai Golkar dalam hasil hitung cepat Pemilu 2024 adalah efek ekor jas (coat-tail effect) dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Irfan Wahid, Golkar menjadi satu-satunya partai yang memanfaatkan efek ekor jas dari calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024, khususnya dengan memilih menggunakan efek ekor jas Jokowi.
“Golkar memposisikan diri sebagai ‘rumah baru’ bagi para pendukung Jokowi yang masih tinggi jumlahnya, terutama bagi yang tidak nyaman dengan PDI Perjuangan (PDIP) karena adanya hubungan yang mengeras antara Jokowi dan PDIP,” kata Irfan Wahid di Jakarta, Senin (19/2).
Menurutnya, Golkar memanfaatkan situasi tersebut dengan memposisikan dirinya sebagai alternatif yang menarik bagi para pendukung Jokowi yang mencari partai baru. Golkar dianggap sebagai partai yang sudah lama menjadi pendukung Jokowi, terutama dalam sektor ekonomi.
“Di sektor ekonomi, Golkar all out untuk Pak Jokowi, dan publik bisa menerima serta melihat itu,” tambahnya.
Selain efek ekor jas, Irfan Wahid menyebut bahwa kualitas caleg yang diusung oleh Golkar juga memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan suara partai tersebut. Caleg Golkar dianggap memiliki daya tarik di dapil masing-masing dan aktif dalam menggarap wilayah pemilihan sejak lama.
Meskipun ada pengaruh dari pengusungan Prabowo Subianto pada peningkatan suara Golkar, namun Irfan menyatakan bahwa jumlahnya tidak sebesar efek ekor jas dari Jokowi.
“Pengaruh Prabowo ada, tapi Prabowo bukan milik Golkar, jadi otomatis Golkar tidak mendapatkan efek coat-tail dari Prabowo,” ungkapnya.
Berdasarkan hasil hitung cepat dari lembaga survei Indikator Politik Indonesia, Golkar menempati posisi kedua tertinggi dengan perolehan suara 15,22 persen, naik dari 12,31 persen pada Pileg 2019. Partai ini juga diprediksi meningkat perolehan kursinya di Senayan menjadi 93-109 kursi dari sebelumnya 85 kursi pada 2019.