Monitorday.com – Peneliti dari Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Eliza Mardian, menganggap bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp200 ribu per bulan selama tiga bulan pertama di tahun 2024 dapat menjadi dukungan bagi daya beli masyarakat kelas bawah yang terdampak oleh inflasi.
Menurut Eliza, meskipun BLT tidak mampu mencegah inflasi, bantuan tersebut dapat berperan sebagai penyangga sosial, mencegah semakin tergerusnya daya beli masyarakat miskin akibat kenaikan harga pangan.
“BLT bukan solusi untuk mencegah inflasi, tetapi sebagai bantalan sosial agar masyarakat miskin tidak semakin kehilangan daya belinya di tengah adanya kenaikan harga pangan,” ungkap Eliza.
Dia menyoroti dampak inflasi pada masyarakat miskin, terutama karena lebih dari 60 persen pengeluaran penduduk miskin digunakan untuk membeli bahan makanan. Eliza menekankan perlunya menjaga ketersediaan suplai dan kelancaran distribusi untuk mengendalikan inflasi.
Meski BLT memberikan bantuan jangka pendek, Eliza menekankan pentingnya terobosan atau kebijakan jangka panjang untuk mengatasi kemiskinan struktural, sehingga masyarakat kelas bawah tidak terus bergantung pada bantuan sosial.
“Tentu masyarakat miskin terbantu dengan adanya bantuan (sosial), tapi mau sampai kapan bantuannya? Apakah selamanya menjadi tanggungan pemerintah? Ini yang perlu diurai, kemiskinan struktural,” jelas Eliza.
Eliza juga menyoroti penggunaan BLT yang bijak dan tepat sasaran, mengaitkannya dengan masalah stunting. Meski BLT bisa membantu daya beli dan berkontribusi pada penanggulangan stunting, Eliza menekankan bahwa penanggulangan kemiskinan melalui penyediaan lapangan pekerjaan merupakan solusi yang lebih berkelanjutan.
“Bagaimana cara mengatasi kemiskinan? Ya dengan cara menyediakan lapangan kerja yang sesuai dengan kapasitasnya,” ucap Eliza.
Dia menyayangkan alokasi anggaran yang cenderung lebih besar untuk bantuan sosial daripada upaya mendorong ekonomi produktif. Eliza juga menekankan perlunya keterlibatan masyarakat miskin dalam program-program pemerintah di daerah, bukan hanya bagi vendor yang usahanya sudah mapan.