Monitorday.com – Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas, Vivi Yulaswati, menekankan pentingnya penerapan ekonomi biru atau blue economy yang didukung oleh data berbasis sains dan riset mendalam.
Hal ini disampaikan Vivi dalam acara Paralel Event World Water Forum 2024 di Tanjung Benoa, Nusa Dua, Bali, Minggu (19/5).
“Sebagai penggerak utama ekonomi biru, pengembangannya harus didasarkan pada data dan informasi akurat dari riset mendalam dan studi terkait,” ujar Vivi.
Vivi menegaskan, kehati-hatian dalam perancangan kebijakan ini penting untuk menghindari kesalahan kebijakan yang dapat merugikan lingkungan.
Ia juga menilai bahwa semua kebijakan di Indonesia harus berlandaskan prinsip-prinsip ilmiah dan pembangunan berkelanjutan.
Ekonomi biru, menurut Vivi, memegang peranan penting sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru bagi Indonesia.
Fokus pada ekonomi biru menunjukkan arah menuju transformasi industri maritim yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Saat ini, sumber pertumbuhan ekonomi biru sangat diperlukan seiring dengan prioritas pemerintah dalam kebijakan transisi ekonomi nasional.
Vivi menekankan pentingnya teknologi, inovasi, dan kolaborasi, tidak hanya di bidang teknologi perikanan atau kelautan, tetapi juga dalam membangun kemampuan adaptasi, fleksibilitas, serta keterampilan komputasi, bahasa, kompleksitas, dan pemikiran kritis.
Oleh karena itu, World Water Forum 2024 menjadi penting sebagai platform bagi negara-negara dan pemangku kepentingan untuk mendiskusikan kebijakan pengairan dan sanitasi yang efektif.
Indonesia dapat belajar dari negara lain dalam perumusan kebijakan berbasis data, dan sebaliknya.
“Kita telah mendengar bersama bahwa ekosistem dan komitmen internasional sangatlah biru. Persoalan perekonomian merupakan persoalan lintas sektoral, sehingga ekonomi biru sangat berkaitan dengan agenda pembangunan ekonomi berkelanjutan,” kata Vivi.
World Water Forum ke-10, yang diselenggarakan oleh Pemerintah Indonesia dan Dewan Air Dunia (World Water Council), mengusung tema “Air untuk Kesejahteraan Bersama” atau “Water for Shared Prosperity”.
Forum ini diharapkan memberikan solusi dalam penyediaan air untuk seluruh kehidupan.
Para pemimpin, kepala negara, dan puluhan ribu delegasi global akan bertukar gagasan dan pemikiran untuk mencari solusi masalah air dunia dalam forum yang berlangsung pada 18-25 Mei di Bali, Indonesia.
Lebih dari 200 sesi diskusi akan fokus pada penguatan kemampuan dalam menghadapi berbagai tantangan penyediaan air bersih dan adil bagi semua.