Monitorday.com – Hasil Survei Charta Politika yang dirilis pada tanggal 6 November 2023 menunjukkan bahwa elektabilitas calon presiden (capres) 2024 masih didominasi oleh dua nama, yaitu Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Berdasarkan simulasi tiga nama paslon capres yang telah mendaftar ke KPU, Ganjar-Mahfud meraih elektabilitas tertinggi sebesar 36,9%. Posisi kedua ditempati oleh Prabowo Subianto dengan elektabilitas 35,3%. Di posisi ketiga ada Anies Baswedan dengan elektabilitas 24,3%.
Dari hasil survey tersebut menyatakan pemilihan Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka memberikan efek negatif terhadap elektabilitas Prabowo Subianto. Sebelum hasil keputusan Mahkamah Konstitusi, elektabilitas Prabowo tak terbendung, selalu di atas angka 40%.
Sebanyak 48,9% responden menilai Gibran Rakabuming Raka tidak pantas menjadi calon Wakil Presiden 2024. Dari jumlah tersebut, mayoritas menilai bahwa Gibran masih terlalu muda dan kurang pengalaman 55.4%.
Sebanyak 62,3% responden menyatakan tahu pemberitaan mengenai keputusan MK terkait batasan usia Cawapres. Dari jumlah tersebut, 49,9% responden setuju bahwa hal tersebut merupakan penyalahgunaan wewenang.
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan meskipun Gibran dengan pede mengatakan, ‘tenang Pak Prabowo, saya ada di sini’ tapi ternyata secara elektoral malah secara statistik, secara kunatitatif, malah menjadi beban buat Prabowo.
Menurutnya, posisi Gibran sebagai bacawapres juga mengurangi segmen pendukung Anies Baswedan yang akan memberikan suaranya kepada Prabowo.
“Pemilih Mas Anies yang tadinya mayoritas ini memilih Pak Prabowo ini mulai ragu, sebagian ke Mas Ganjar, tidak banyak, tetapi lebih banyak lagi ke undecided voters,” ujar dia.
Menurut Yunarto, hal ini tidak mengagetkan karena pemilih Anies adalah kelompok yang bisa disebut anti atau berseberangan dengan sosok Presiden Joko Widodo. Oleh sebab itu, mereka cenderung enggan memilih Gibran yang merupakan putra sulung Jokowi.
“(Mereka) mungkin masih memaafkan Pak Prabowo jadi menteri, Pak Prabowo di-endorse Pak Jokowi, tapi ketika menggandeng anaknya, kena dengan isu politik dinasti dan lain-lain, itu kemudian kalau kita lihat di sini potensi bahkan sudah menjadi beban elektoral buat Pak Prabowo,” ujar Yunarto.
Survei Charta Politika ini dilakukan pada tanggal 26-31 Oktober 2023 dengan melibatkan 2.400 responden dari 38 provinsi di Indonesia. Survei dilakukan dengan metode wawancara tatap muka.
Namun, elektabilitas Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto masih bisa berubah seiring dengan perkembangan situasi politik menjelang Pilpres 2024.