Monitorday.com, Dalam perjalanan revolusi industri, setiap era memiliki ciri khasnya sendiri. Dari mesin uap hingga era digital, mari telusuri perkembangan yang mengubah wajah industri dari Revolusi Industri 1.0 hingga Revolusi Industri 3.0.
Revolusi Industri 2.0: Kehadiran Perakitan dan Teknologi Digital
Revitalisasi industri berlanjut dengan munculnya Revolusi Industri 2.0 di awal abad ke-20, dikenal sebagai revolusi teknologi. Pada periode ini, mesin uap mulai digantikan oleh tenaga listrik, memulai era teknologi modern.
Meski demikian, tantangan baru muncul terkait produksi transportasi massal. Pada akhir 1980-an, produksi mobil massal dimulai, tetapi perakitan manual memperlambat proses. Inovasi datang dalam bentuk lini perakitan atau assembly line pada tahun 1913, memanfaatkan ban berjalan atau conveyor belt.
Penciptaan assembly line mengubah cara produksi secara keseluruhan. Produksi mobil tidak lagi membutuhkan banyak pekerja untuk perakitan dari awal hingga akhir. Dengan teknologi, proses produksi dapat diselesaikan lebih efisien. Revolusi ini membawa kemajuan pada manajemen bisnis dan memunculkan divisi pekerjaan yang membuat produksi lebih terorganisir dan efisien.
Revolusi Industri 3.0: Melampaui Ruang dan Waktu dengan Teknologi Digital
Revitalisasi terus berlanjut dengan munculnya Revolusi Industri 3.0 pada akhir abad ke-20. Teknologi digital dan internet menjadi pilar utama, memampatkan ruang dan waktu seperti yang diungkapkan oleh David Harvey, seorang sosiolog Inggris.
Dibandingkan dengan revolusi industri sebelumnya, 3.0 diinisiasi oleh kemampuan mesin untuk bergerak dan berpikir otomatis. Komputer dan robot menjadi simbol revolusi ini. Digitalisasi menciptakan konektivitas yang tak terbatas, menciptakan dunia tanpa batasan ruang dan waktu.
Puncak Revolusi Industri 3.0 mencapai klimaksnya dengan revolusi digital. Mesin yang dapat bergerak dan berpikir otomatis, seperti komputer dan robot, mendefinisikan era ini. Komputer pertama, Colossus, digunakan pada Perang Dunia II untuk memecahkan kode Nazi Jerman. Meskipun ukurannya besar, inovasi ini menandai awal kemunculan teknologi komputer.
Inovasi pada era ini mencakup komputer, akses internet, smartphone, perkembangan perangkat lunak, dan energi terbarukan. Perubahan pada pola relasi dan komunikasi masyarakat menjadi signifikan, dan bisnis harus beradaptasi dengan kemajuan ini.
Meskipun teknologi mengalami kemajuan pesat, revolusi ini membawa dampak kontroversial. Industri lebih memilih mesin daripada tenaga manusia karena kecepatan dan kualitas produksi yang lebih tinggi. Munculnya bisnis teknologi menciptakan istilah “Technopreneur” yang mencerminkan pengusaha berbasis teknologi.
Dari mesin uap hingga dunia digital, revolusi industri telah membawa perubahan besar dalam cara kita hidup dan bekerja.