MONITORDAY.COM-Pengusaha nasional, Arsjad Rasjid tak memungkiri bahwa era disrupsi saat ini memberikan dampak yang baik juga buruk. Tergantung, bagaimana menyikapinya secara konvensional atau penuh inovatif.
Apalagi bicara soal mewujudkan Indonesia Emas 2045. Sejatinya, dalam mewujudkan itu, masih banyak tantangan yang harus diselesaikan, salah satunya kesenjangan ekonomi.
Dalam RPJPN 2025-2045, langkah pertama difokuskan untuk mewujudkan transformasi sosial dengan meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera, adil, dan kohesif.
Arsjad juga mendorong organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) yang sangat potensial melahirkan pengusaha-pengusaha muda untuk mewujudkan visi misi Indonesia Emas pada 2045.
Dia mengapresiasi visi penguatan dan pemberdayaan ekonomi umat yang terus dikembangkan oleh Nahdlatul Ulama (NU).
Di tengah perkembangan zaman, NU juga tak berhenti melakukan berbagai langkah transformasi.
Memegang prinsip Natdlatut Tujar, Arsjad menyebut, organisasi umat Islam terbesar di Tanah Air tersebut terus berikhitiar untuk menggerakkan kebangkitan ekonomi rakyat.
Sesuai dengan visi perekonomian NU dalam memperkuat dan memberdayakan ekonomi Indonesia, Arsjad pun mengajak warga Nahdliyin, termasuk para generasi mudanya untuk berani terjun meningkatkan rasio kewirausahaan Indonesia yang masih rendah.
Rasio itu, sebut Arsjad, hanya 3,4 persen pada 2021, dengan target 3,9 persen pada 2024. Padahal, rasio kewirausahaan di negara maju bisa mencapai 12 persen dari total populasi.
“Terutama para mahasiswa dan pemuda, saya mengajak untuk berani menjadi pengusaha yang memiliki jiwa enterpreunership yang berkualitas,” ujar Arsjad dalam siaran persnya, Sabtu (7/10/2023).
Dalam sarasehan ekonomi bertema Penguatan Ekonomi Jemaah Memasuki Abad Kedua Nahdlatul Ulama yang digelar Lembaga Penguatan Ekonomi NU di Ndalem An-Nadwah, Krapyak, Yogyakarta, Arsjad mengatakan apa yang dilakukan NU ini sejalan dengan cita-cita besar untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Sebagai organisasi besar, lanjut Arsjad, NU memiliki peran besar untuk mendorong Indonesia menjadi negara maju dan sejahtera di usianya yang ke-100 pada 2045 mendatang.
“Untuk dapat menjadi negara maju, Indonesia harus keluar dari middle income trap dan menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-4 berdasarkan PDB (purchasing power parity) pada 2045,” tuturnya.
Arsjad menambahkan, untuk mewujudkan visi tersebut, Indonesia harus memiliki strategi pembangunan dan target pencapaian (KPI) yang jelas dan terukur. KPI inilah yang akan menjadi tolok ukur dan target pembangunan. Untuk mencapai kesejahteraan, misalnya, PDB per kapita harus naik, dari sekarang US$4.700 ke US$15.600. Selain itu, untuk mencapai ketahanan pangan, Global Food Security Index Ranking juga harus meningkat, dari saat ini 63 menjadi 20.
Untuk mewujudkan visi Indonesia Emas, setidaknya terdapat empat pilar strategi pembangunan yakni ketangguhan, kesejahteraan, inklusivitas, dan keberlanjutan