Monitorday.com- Pengamat politik Igor Dirgantara menilai, calon presiden (capres) nomor urut tiga Ganjar Pranowo telah melakukan blunder dengan menyebut penegakan hukum pada era Presiden Joko Widodo (Jokowi) jeblok.
Padahal, calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar adalah Mahfud MD yang saat ini menjabat Menko Polhukam. Menurut Igor, Ganjar seolah lupa kalau wakilnya merupakan bagian pemerintah yang juga mengurusi soal hukum.
“Saya kira, kritikan Ganjar itu juga kena ke Pak Mahfud, apa Pak Ganjar lupa kalau pak Mahfud itu juga ngurusin bidang hukum?” kata Igor dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/11).
Igor mengatakan, kinerja Jokowi sebagai presiden merupakan satu kesatuan dengan jajaran menteri di bawahnya, termasuk Mahfud MD. Oleh karena itu, kritikan Ganjar kepada Jokowi dapat diartikan menyerang wakilnya sendiri.
“Terlebih selama masa kerja Mahfud MD sebagai Menko Polhukam terdapat beberapa catatan. Salah satunya adalah RUU Perampasan Aset yang progresnya belum jelas,” jelasnya.
Igor menyebut, sebaiknya Ganjar lebih fokus mengedepankan gagasan ketika berkampanye, bukan malah menyerang presiden. Sebab, masyarakat cenderung tidak menyukai konflik yang diciptakan oleh seorang capres.
Igor juga menjelaskan, masyarakat saat ini lebih menyukai politik riang gembira dibandingkan menyerang. Dia menyebut, jika Ganjar terus melancarkan serangan bukan tidak mungkin elektabilitasnya bisa turun.
“Pak Ganjar harusnya lebih fokus adu gagasan, ketimbang menyerang lawan. Masyarakat enggak suka itu,” tandas Igor, yang juga Direktur Eksekutif Survei dan Polling Indonesia (SPIN) ini.