Monitorday.com – Prediksi bahwa Presiden terpilih Prabowo Subianto akan memiliki ‘Prabowo effect’ yang lebih dominan dibandingkan Presiden Jokowi dalam pilkada November mendatang ditepis oleh Partai Gerindra.
“Ini cara berpikir formalistik yang kurang tepat, dan terkesan mengabaikan kecerdasan rakyat,” kata Wakil Ketua Umum Gerindra, Habiburokhman, kepada wartawan pada Minggu (23/6).
Habiburokhman menegaskan bahwa pemilih tidak memilih calon berdasarkan era pemimpin yang sedang menjabat.
Menurutnya, pemilih cerdas dalam menilai calon berdasarkan karakter dan rekam jejak mereka.
“Preferensi rakyat tidak seformal itu. Mereka tidak hanya mengacu pada siapa yang sedang menjabat. Sebaliknya, mereka memandang seorang tokoh dari karakter dan rekam jejak,” ujarnya.
Habiburokhman juga menyatakan bahwa baik Jokowi maupun Prabowo memiliki pengaruh masing-masing, sehingga perbandingan antara keduanya tidak relevan.
Menurutnya, kedua tokoh tersebut saling mendukung dalam kepemimpinannya.
“Seperti Pak Jokowi yang karakter dan rekam jejaknya dianggap baik, saya yakin pengaruhnya akan tetap besar. Begitu juga karakter dan rekam jejak Pak Prabowo dianggap baik oleh rakyat, pengaruh beliau pun juga besar,” jelasnya.
Lebih lanjut, Habiburokhman menyatakan bahwa tidak tepat membandingkan pengaruh antara Prabowo dan Jokowi, mengingat keduanya bersahabat dan saling mendukung.
“Tidak tepat membanding-bandingkan lebih besar mana pengaruh Pak Prabowo atau Pak Jokowi karena beliau berdua bersahabat dan saling support. Tidak ada perbedaan antagonis di antara beliau berdua,” tambahnya.