Monitorday.com- Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli Antoni mengatakan tidak ada yang salah soal etika Gibran Rakabuming Raka saat debat calon Wakil Presiden yang digelar KPU di JCC Senayan pada Minggu malam, 21 Januari 2024.
“Soal etika kan relatif saja. Justru, bagi saya itu menunjukkan Mas Gibran apa adanya, berani, pada sisi lain juga gembira, membuat forum menjadi hangat. Jadi enggak ada soal dengan tuduhan-tuduhan (etika) itu menurut saya,” kata Raja Juli dikutip Selasa, 23 Januari 2024.
Menurut dia, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu berhasil menampilkan performa yang baik, menguasai tema dan memahami detail atas apa yang disampaikan.
Justru, kata dia, calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan menyerang calon Presiden Prabowo Subianto saat debat kedua yang diselenggarakan KPU RI di Istora Senayan, Jakarta Pusat.
“Coba tanya Pak Anies standar etikanya apa? Apakah yang dilakukan Pak Anies kemarin etis atau tidak. Jadi saya kira ini dinamika debat biasa, tidak perlu diartikan panjang-panjang. Yang paling penting kan keliatan visi misi tiga orang cawapres,” ujar Wakil Menteri ATR/BPN ini.
Sebelumnya diberitakan, calon wakil presiden, Gibran Rakabuming Raka selalu mengedepankan adabnya saat beradu argumentasi dengan cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar dan cawapres nomor urut 3 Mahfud MD.
Contohnya, Gibran terlebih dahulu mengucapkan terima kasih saat menanggapi pemaparan Muhaimin soal kelangkaan pupuk dan kesejahteraan petani.
Kemudian, Gibran juga mengucapkan terima kasih kepada Mahfud sebagai seorang profesor yang ahli dalam ilmu hukum saat memberikan tanggapan terkait masyarakat adat.
Tidak hanya dari ucapan kata-kata, adab Gibran terhadap dua cawapres yang lebih senior darinya tersebut juga diperlihatkan dari gerak tubuhnya.
Nampak, Gibran memohon maaf dengan mengatupkan kedua telapak tangannya kepada Mahfud saat menyanggah argumentasi Mahfud. Gibran menjawab tanggapan Mahfud tentang impor pangan yang dilakukan Indonesia dan konsep Trisakti Bung Karno.
Gibran menanggapinya dengan meminta narasi-narasi ketakutan jangan disebarkan kepada warga, seperti mengenai food estate yang dianggap gagal.
Ia mengakui di sebagian wilayah gagal, namun ada juga yang berhasil.
“Terima kasih Prof. Mahfud untuk evaluasinya saya mohon maaf jika ada kata-kata yang salah tapi sekali lagi ini harus kita evaluasi dan kita jangan memberikan narasi-narasi yang menakutkan kepada warga,” kata Gibran.
Saat sesi debat keempat berakhir, Gibran lagi-lagi mengucapkan kata maaf kepada Muhaimin dan Mahfud sembari membungkuk berkali-kali saat bersalaman tangan dengan keduanya. Terlihat Gibran berbisik dengan Mahfud saat berpelukan.
“Maaf, Pak. Mohon maaf, Pak,” ucap Gibran yang nampak dari gerak mulutnya.
Lalu, Mahfud yang sembari menepuk dan mengelus punggung Gibran, seolah mengatakan untuk tidak membesarkan sesi debat panas yang berlangsung dua jam tadi. “Nggak apa-apa, nggak apa,” timpal Mahfud.