Pada Minggu, 21 Januari 2024, debat cawapres memunculkan ketegangan dan perdebatan sengit, khususnya terkait isu greenflation, yaitu inflasi yang dipicu oleh kebijakan ekonomi hijau. Topik ini menjadi sorotan karena keterkaitannya dengan gerakan rompi kuning di Prancis, yang dipicu oleh protes terhadap kenaikan pajak bahan bakar dan telah berlangsung sejak tahun 2018, menimbulkan kerusuhan dan korban jiwa.
Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, mempertanyakan pandangan Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD, terkait strategi mengatasi greenflation. Gibran memandang greenflation sebagai ancaman serius terhadap perekonomian dan kesejahteraan rakyat.
Mahfud MD memberikan jawaban dengan merujuk pada konsep ekonomi sirkular, di mana sistem ini mengurangi limbah dan polusi dengan mendaur ulang sumber daya. Sebagai contoh, Mahfud menyoroti orang Madura yang mengolah sampah plastik menjadi produk baru sebagai implementasi ekonomi sirkular.
Namun, jawaban Mahfud tidak memuaskan Gibran. Gibran menilai bahwa Mahfud kurang memahami esensi dari greenflation dan menuduhnya mencari-cari jawaban. Menurut Gibran, greenflation adalah fenomena global yang berdampak pada harga barang dan jasa, serta daya beli masyarakat.
Gibran juga menghubungkan greenflation dengan gerakan rompi kuning di Prancis, mengklaim bahwa kebijakan ekonomi hijau yang tidak adil dan tidak pro-rakyat dapat menimbulkan kemarahan dan kekerasan.
Debat memunculkan tantangan bagi Mahfud untuk memberikan solusi yang lebih konkret dan realistis mengatasi greenflation. Gibran mengingatkan bahwa Indonesia, sebagai negara berkembang, masih membutuhkan bahan bakar fosil untuk memenuhi kebutuhan energi.
Debat cawapres ini segera menjadi viral di media sosial dan memicu berbagai tanggapan dari publik. Sebagian mendukung Gibran yang dianggap kritis dan berani, sementara yang lain memberikan dukungan pada Mahfud yang dianggap visioner dan berwawasan.
Greenflation dan gerakan rompi kuning menjadi isu menarik yang merangsang perhatian masyarakat Indonesia, bahkan menjadi bahan diskusi para ahli dan akademisi. Pertanyaan seputar apakah greenflation akan terjadi di Indonesia, dampaknya bagi perekonomian dan lingkungan, serta cara mengatasinya dengan bijak dan adil, masih menjadi pertanyaan besar yang menunggu jawaban.