Monitorday.com – Di tengah diskriminasi dan islamofobia, jumlah warga Eropa yang memeluk Islam terus meningkat.
Globe Eye News melaporkan bahwa jumlah mualaf di Eropa meningkat 400% sejak serangan di Jalur Gaza.
Banyak video di media sosial menunjukkan orang Barat tertarik membaca Al-Quran untuk memahami ketabahan warga Gaza.
Proyeksi menunjukkan bahwa pada pertengahan abad ini, umat Islam akan menjadi seperlima dari populasi Uni Eropa.
Menurut Pew Research Center, pada tahun 2050, Muslim akan mencapai 20% populasi Jerman, 18% di Prancis, dan 17% di Inggris.
Peneliti Pierre dan Alexandra Rostan memprediksi umat Islam akan menjadi mayoritas di Swedia, Prancis, dan Yunani dalam 100 tahun.
Di Belgia dan Bulgaria, umat Islam diperkirakan akan menjadi mayoritas dalam 115 tahun.
Perubahan ini diperkirakan akan memakan waktu sekitar 150 tahun di Italia, Luksemburg, dan Inggris.
Hans-Georg Maaßen memperkirakan bahwa pada tahun 2200 mayoritas penduduk Eropa akan beragama Islam.
Maaßen memperingatkan bahwa budaya Eropa dapat tergantikan oleh budaya yang berbeda.
Prancis diperkirakan akan memiliki proporsi Muslim tertinggi di Eropa.
Sebuah studi pada Juni 2023 oleh Institut Statistik Prancis menyatakan 10% orang Prancis adalah Muslim.
Perkiraan lain menunjukkan bahwa proporsi Muslim di Prancis bisa mencapai 15%.
Pertumbuhan populasi Muslim di Eropa didorong oleh ketertarikan terhadap nilai-nilai dan ketabahan warga Palestina.
Tren ini menunjukkan transformasi signifikan dalam demografi agama di Eropa.
Diskriminasi dan islamofobia tidak menghentikan orang Eropa untuk memeluk Islam dalam jumlah besar.