Monitorday.com – Kelompok bersenjata Hamas membebaskan empat sandera perempuan Israel sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang sedang berlangsung.
Keempat sandera, yang diketahui adalah anggota tentara Israel, telah diserahkan kepada Palang Merah Internasional.
Langkah ini diharapkan menjadi awal pertukaran lebih lanjut, di mana Israel juga berencana membebaskan ratusan tahanan Palestina sesuai dengan perjanjian gencatan senjata.
Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, kelompok tersebut telah menculik 251 orang dari wilayah Israel.
Hingga kini, pemerintah Israel menyebutkan bahwa 87 orang masih ditahan di Gaza, sementara 34 orang lainnya dilaporkan tewas. Meski demikian, jumlah korban tewas diperkirakan lebih tinggi.
Kesepakatan pembebasan sandera ini sebagian besar terjadi dalam gencatan senjata singkat antara 24 November hingga 1 Desember 2023.
Namun, tidak semua sandera perempuan yang diculik pada Oktober 2023 berhasil dibebaskan dalam kesepakatan tersebut.
Berikut adalah profil empat tentara perempuan yang sempat menjadi sandera:
- Liri Albag (19 Tahun)
Liri, seorang pengamat militer, diculik dari pangkalan militer Nahal Oz. Meski ia tidak termasuk dalam daftar awal pembebasan, video yang dirilis Hamas menunjukkan dirinya dalam kondisi psikologis yang tertekan.
Liri dikenal memiliki minat dalam fotografi, memasak, menyanyi, dan bercita-cita menjadi desainer interior di Paris.
- Karina Ariev (20 Tahun)
Karina, yang juga seorang pengamat militer, diculik dari pangkalan yang sama saat berusia 19 tahun. Dalam video yang dirilis, Karina terlihat bersama sandera lainnya, Daniella Gilboa, memohon keselamatan mereka.
Karina memiliki sifat penyayang dan bercita-cita menjadi psikolog.
- Daniella Gilboa (20 Tahun)
Daniella adalah pengamat lapangan Israel Defense Forces (IDF) yang diculik saat berusia 19 tahun. Sejak kecil, ia dikenal sebagai pianis dan penyanyi berbakat, dengan impian menjadi musisi profesional.
- Naama Levy (20 Tahun)
Naama diculik dari pangkalan Nahal Oz pada usia 19 tahun. Dalam video penculikannya, ia terlihat diseret dengan tangan terikat dan luka-luka di tubuhnya.
Naama adalah seorang atlet triathlon dan pernah berpartisipasi dalam Hands of Peace, sebuah proyek yang mempromosikan dialog antara Israel, Palestina, dan Amerika Serikat.