Pada Sabtu, 7 Oktober 2023, pasukan perlawanan Palestina meluncurkan operasi kejutan bernama “Al-Aqsa Flood” terhadap posisi Tel Aviv, dan rezim Zionis, sebagai balasan atas kekalahan mereka dan untuk menghentikan operasi perlawanan, bombardir Israel di semua perlintasan, terutama masjid dan pusat medis di Jalur Gaza.
Setidaknya 22.722 orang tewas dan 58.166 terluka dalam serangan Israel terhadap Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Doctors Without Borders mengatakan rata-rata jumlah anak yang tewas setiap hari di enklave tersebut ‘jauh lebih dari 100. Menurut laporan PBB sebanyak 315 warga Palestina juga tewas di Tepi Barat. Di antara korban tewas, terdapat 81 anak.
Ismail Haniyeh, kepala biro politik Hamas, dalam pertemuan Serikat Dunia Ulama Muslim di Doha, Qatar, mengatakan: “Rezim pendudukan Al-Quds tidak mencapai tujuannya dalam perang melawan Jalur Gaza di semua bidang, termasuk serangan udara, serangan darat, operasi anti-resistensi yang presisi, dan panggung politik.”
Haniyeh menyatakan: “Israel berencana untuk menghancurkan perlawanan, membebaskan tawanan Zionis, dan memindahkan penduduk Jalur Gaza ke Mesir, tetapi gagal melaksanakan salah satu dari rencana-rencana ini.”
Berita lain dari Palestina adalah bahwa Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengkritik keras Afrika Selatan karena mengajukan keluhan terhadap rezim Zionis ke Mahkamah Pidana Internasional selama pertemuan dengan Presiden Israel Isaac Herzog di Tel Aviv.
Blinken menambahkan: “Tidak ada yang lebih konyol daripada keluhan Afrika Selatan, yang menuduh Israel melakukan genosida dalam perang di Jalur Gaza dan menuntut penghentian segera operasi militer.”
Mengenai tekanan Washington untuk mengurangi kerusakan kepada warga sipil di Jalur Gaza dan keluhan Afrika Selatan terhadap rezim Zionis di Den Haag, Isaac Herzog mengatakan: “Segala upaya akan dilakukan untuk mengurangi kerusakan kepada warga sipil.”
Sebelumnya, surat kabar Tel Aviv “Haaretz” mengutip beberapa sumber terinformasi dan menulis bahwa penilaian pejabat aparat keamanan rezim Zionis menunjukkan bahwa Anthony Blinken akan meminta pejabat kabinet rezim ini untuk membantu penduduk utara Jalur Gaza yang kini berada di area pemukiman sementara para pengungsi di pusat dan selatan Jalur Gaza, memperbolehkan mereka untuk kembali ke wilayah mereka.
Menurut surat kabar ini, pejabat-pejabat Gedung Putih khawatir tentang memburuknya bencana kemanusiaan di bagian selatan Jalur Gaza, dan mereka ingin menyampaikan pesan ini kepada pejabat-pejabat di Tel Aviv bahwa gaya operasi pertempuran di bagian utara Jalur Gaza harus diubah.