Monitorday.com – Ketua Majelis Ulama (MUI) Pekanbaru, Prof Akbarizan, meminta masyarakat untuk menjauhi maksiat, minuman keras, pesta narkoba, pesta seks, perjudian, dan lain-lain selama perayaan menyambut Tahun Baru 2025.
“Pergantian tahun baru selalu menjadi momen yang dinanti oleh masyarakat, ditandai dengan euforia perayaan pesta, kembang api, dan berbagai aktivitas lain, tetapi jangan sampai berlebihan dan mendatangkan mudarat,” kata Akbarizan di Pekanbaru, Senin.
Menurut dia, pergantian tahun baru menurut Islam memiliki arti mendalam, antara lain menjalani hidup di masa datang dengan lebih baik lagi.
Ia mengingatkan agar tidak terjebak dalam kesenangan yang berlebihan, apalagi melakukan hal-hal yang tidak diridhai Allah.
Karena itu, penting untuk menjaga moralitas dengan larangan untuk menghindari maksiat yang juga berlaku sepanjang tahun.
“Masyarakat diimbau agar jangan melakukan aktivitas berbahaya, seperti konvoi kendaraan, kebut-kebutan, atau balap liar di jalan raya karena bisa membahayakan pengguna jalan,” katanya.
Ia menekankan agar masyarakat tidak menjadikan acara penyambutan tahun baru justru merugikan diri dan orang lain.
Sesuai ajaran Islam, sebaiknya mengisi pergantian tahun dengan merenung dan melakukan muhasabah.
Muhasabah adalah mempelajari perjalanan hidup sepanjang tahun agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik di tahun mendatang.
“Jadikan pergantian tahun momen muhasabah diri, mari renungkan apa saja yang sudah dilakukan selama setahun ini,” katanya.
Ia juga mengingatkan untuk mempertanyakan apakah sudah menjadi hamba yang taat dan bermanfaat bagi orang lain.
Sebaiknya, manfaatkan momen pergantian tahun sebagai ajang mempererat tali silaturahim dengan keluarga dan kerabat.
Berkumpul dengan orang-orang terdekat dapat menjadi cara positif untuk mengisi waktu tanpa melanggar norma.
Akbarizan berharap masyarakat dapat merayakan tahun baru dengan cara yang lebih bermakna dan sesuai dengan ajaran Islam.
Dengan demikian, perayaan tahun baru dapat menjadi momen refleksi dan perbaikan diri.