Monitorday.com – Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) kembali mengadakan event spektakuler, yakni Pidato Kesusastraan dengan tema yang menggugah: “Sastra, Sejarah, dan Realitas Sosial” di Gedung Soegando, Lt 7 FIB Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta, Senin (23/12/2024).

Ketum HISKI, Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum mengatakan, tema pidato Kesusastraan menjadi momen bersejarah bagi kepengurusan HISKI periode 2023-2027, sekaligus sebagai penghormatan kepada tokoh dan pendiri HISKI, Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono.

Selain itu, tema kesuastraan pidato ini bagian dari apresiasi kepada para penggiat sastra, akademisi, dan masyarakat luas untuk menyelami kedalaman hubungan antara sastra dan sejarah, serta bagaimana keduanya berinteraksi dalam konteks realitas sosial masa kini.

“Waktu yang terus berjalan telah membawa kita memasuki penghujung tahun 2024 dengan menyelenggaraan Pidato Kesusastraan 2024. Tahun 2024 telah kita lalui dengan berbagai kegiatan yang dirancang bersama, dilaksanakan bersama, dan dengan hasil dinikmati Bersama,” ujar Prof Novi.

Selanjutnya, Prof Novi memaparkan sejumlah kegiatan monumental yang menjadi bagian dari torehan HISKI dalam memberikan sumbangsih pada kesusastraan di 2024 ini, sebagai berikut;

Sekolah Sastra: Berlangsung dua belas kali (Januari‒Desember 2024), mengangkat dua belas tema. Dibuka dengan tema etnopuitika sastra dan ditutup dengan tema antropologi sastra. Para penulis saat ini dinanti tulisan utuhnya untuk dipublikasi menjadi buku.

Tukar Tutur Sastra: Berlangsung dua belas kali (Januari‒Desember 2024), menyajikan tema-tema kelokalan yang menjadi penciri daerah masing-masing. Setiap tayang menghadirkan tiga narasumber (tiga ketua HISKI Komisariat) dengan demikian sudah 36 yang presentasi menyampaikan permasalahan sastra di wilayahnya masing-masing.

Peluncuran buku Sastra Horor: Diselenggarakan di BRIN dan dilanjutkan diskusi dengan menghadirkan akademisi sastra, praktisi film, sutradara, aktor, dan pengamat film horor dari Korea dan Malaysia.

HISKI Bersama Komunitas: Kegiatan berlangsung di tiga wilayah, yaitu Banyuwangi (Komunitas Dewan Kesenian Blambangan), Jakarta Komunitas Atelir Ceremai, dan Yogyakarta Komunitas Perkumpulan Seni Nusntara Baca. Kegiatan telah menghasilkan satu buku Kumpulan puisi dan cerpen yang ditulis para peserta workshop dan telah diluncurkan pada tanggal 11 Desember 2024 di TIM dalam kegiatan Pameran Buku. Kegiatan ini mendapat pendanaan dari Pemerintah melalui Badan Pengembangan dan Pendidikan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.

Merespon Program “Sastra Masuk Kurikulum” yang dipandang menyampaikan informasi yang kurang tepat, HISKI merespon dengan menggelar webinar dan menghadirkan narasumber anggota tim kurasi, akademisi (bidang kesusastraan dan pendidikan).

Menulis bersama buku Seratus Tahun A.A. Navis: Dalam rangka peringatan Seratus Tahun A.A. Navis HISKI mendapat kesempatan menulis buku bersama berjudul Seratus Tahun A.A. Navis: Kajian Kritis, Pemikiran, dan Visi Budaya (2024). Buku setebal 1.030 halaman tersebut berisi 44 naskah dari para kontributor dan melibatkan 63 penulis dari kalangan pejabat, akademisi, dan peneliti yang sebagian besar adalah anggota HISKI. Sebaran penulis dari Aceh sampai Papua, Belanda, dan Amerika Serikat.

Lebih lanjut, Prof Novi menyampaikan terimakasih kepada Prof. Dr. Faruk, seorang tokoh terkemuka di bidang kesusastraan, yang memberikan paparan tentang dinamika sastra yang terus berkembang, terutama dalam kaitannya dengan sejarah dan realitas sosial. Pemilihan tema ini tidak lepas dari kesadaran bahwa sastra telah lama menjadi medium penting dalam merefleksikan perjalanan sejarah manusia, sekaligus berfungsi sebagai ruang bagi pemahaman tentang perubahan sosial dalam masyarakat.

Perlu diketahui, pidato Kesusastraan 2024 ini juga menghadirkan Prof. Diah Ariani Arimbi, M.A., Ph.D. dari Universitas Airlangga Surabaya, yang akan memberikan respons kritis terhadap pemaparan Prof. Faruk. Diskusi ini diharapkan dapat membuka wacana baru mengenai relevansi sastra dalam menanggapi isu-isu sosial kontemporer yang tengah berkembang.

Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan HISKI sepanjang tahun 2024, Prof Novi berpandangan, pidato kesusastraan ini mencerminkan semangat organisasi untuk terus menghidupkan dialog tentang kesusastraan, sejarah, dan realitas sosial.

Dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk akademisi dan praktisi sastra, HISKI berkomitmen untuk memajukan pemahaman dan apresiasi terhadap sastra sebagai bagian penting dalam dinamika budaya dan masyarakat Indonesia.

“Dengan tema yang begitu mendalam dan relevan, Pidato Kesusastraan 2024 berupaya merenungkan peran sastra dalam membentuk dan mencerminkan sejarah serta realitas sosial yang terus berubah, menjadikannya lebih dari sekadar karya seni, tetapi sebagai refleksi kehidupan itu sendiri,” pungkas Prof Novi.