Connect with us

Review

Hong Kong Sambut Mahasiswa Harvard Korban Trump

Kebijakan Trump dinilai banyak pihak sebagai bentuk diskriminasi akademik yang membahayakan masa depan kolaborasi global di bidang pendidikan. Di saat Washington menutup pintu, Hong Kong justru membukanya lebar-lebar—membalik arus talenta dan pengetahuan dari Barat ke Asia.

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menuai kontroversi global. Kali ini, kebijakannya yang melarang universitas di AS menerima mahasiswa asing, termasuk penerima beasiswa, memicu gelombang kritik internasional. Bahkan, mahasiswa asing yang tengah menempuh pendidikan di Universitas Harvard pun dipaksa untuk segera pindah kampus atau menghadapi ancaman deportasi.

Menanggapi kekacauan ini, Hong Kong bergerak cepat dan menyatakan kesiapan untuk menampung para mahasiswa asing Harvard yang terdampak. Langkah ini bukan hanya isyarat solidaritas terhadap dunia pendidikan global, tetapi juga menjadi manuver strategis Hong Kong dalam memosisikan diri sebagai pusat pendidikan internasional yang lebih terbuka dibanding Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Trump.

“Bagi mahasiswa internasional yang terdampak kebijakan Amerika Serikat, Biro Pendidikan telah mengimbau semua universitas di Hong Kong untuk menyediakan langkah memfasilitasi mahasiswa yang memenuhi syarat,” ujar Menteri Pendidikan Hong Kong Christine Choi, dikutip dari AFP, Sabtu (24/5).

Salah satu langkah konkret universitas di Hong Kong adalah melonggarkan batas maksimal mahasiswa asing. Ini dilakukan demi menarik lebih banyak pelajar ke Hong Kong.

Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong (HKUST), misalnya, yang resmi mengundang para mahasiswa internasional di Harvard pada Jumat (23/5). Mereka mengklaim membuka pintu untuk korban aturan Trump, baik dari Harvard maupun kampus-kampus lain.

“HKUST memperluas kesempatan ini untuk memastikan pelajar berbakat bisa mengejar tujuan pendidikan mereka tanpa gangguan,” tegas kampus tersebut dalam pernyataan resminya.

Pengusiran terhadap mahasiswa asing di AS diumumkan Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Kristi Noem. Ia menuduh pihak universitas mempromosikan kekerasan, anti-semitisme, dan berkoordinasi dengan Partai Komunis China.

Sebelumnya, Harvard University menolak memberikan informasi yang diminta Pemerintah AS mengenai visa pelajar di kampus mereka.

Reuters mencatat ada 6.800 mahasiswa asing yang berkuliah di Harvard pada 2025-2026 alias 27 persen dari total keseluruhan pelajar. Sekitar 1.300 mahasiswa berasal dari China.

Warga asal China juga pernah menjadi mahasiswa terbanyak yang masuk Harvard pada 2022 lalu, yakni 1.016 orang.

Harvard langsung mengajukan gugatan ke pengadilan federal terkait aksi Trump. Pengadilan Distrik Massachusetts, Amerika Serikat kemudian menangguhkan langkah pemerintahan Presiden Donald Trump mengusir mahasiswa asing.

“Pemerintahan Trump dilarang melaksanakan pencabutan sertifikasi SEVP (Student and Exchange Visitor Program) milik penggugat,” perintah Hakim Pengadilan Distrik Massachusetts Allison Burroughs dalam sidang perdana.

Sidang lanjutan perkara ini rencananya digelar pada 29 Mei 2025 mendatang.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Review

Harvard Ditutup Trump, Dunia Melawan

Langkah Presiden AS Donald Trump yang melarang mahasiswa asing, termasuk di Harvard, dinilai sebagai bentuk isolasi emosional yang berbahaya, bahkan oleh tokoh senior seperti Jusuf Kalla

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla, secara tegas mengkritik kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang melarang mahasiswa asing menempuh pendidikan di Universitas Harvard. Dalam acara Meet The Leaders di Universitas Paramadina, Jakarta, Sabtu (24/5), JK menyebut kebijakan tersebut tidak rasional dan hanya bermotifkan sentimen terhadap China. “Trump melawan dunia, karena di Amerika sendiri dia tidak disenangi. Orang berontak, orang konflik, orang demo terus-terus,” ungkapnya dengan nada tajam.

Keputusan Trump untuk menutup akses mahasiswa asing ke Harvard, termasuk yang tengah menempuh studi, memicu gelombang protes internasional. Mereka yang tidak segera dipindahkan ke kampus lain terancam kehilangan legalitas tinggal di AS. Bagi JK, ini bukan sekadar kebijakan pendidikan, tetapi refleksi dari kepemimpinan emosional tanpa landasan pengetahuan.

JK menekankan bahwa kemajuan China hari ini justru tak lepas dari proses belajar teknologi dari Amerika. Ia menyayangkan bagaimana Trump merusak sistem pendidikan global demi kepentingan politik sempit. “Hari ini kalau Anda baca ini gila orang ini, Harvard pun ditutupnya untuk orang asing. Kenapa? hanya sentimennya ke China,” ujar JK penuh keheranan.

Data menunjukkan, dari sekitar 6.800 mahasiswa asing di Harvard untuk tahun akademik 2025-2026, hampir 30 persen berasal dari luar AS. Mahasiswa asal China sempat menjadi kelompok terbanyak dengan lebih dari seribu orang pada 2022. Tapi kini, kelompok inilah yang menjadi target utama dari kebijakan diskriminatif Trump.

Sumber Reuters menyebut bahwa larangan ini berangkat dari tudingan terhadap Harvard yang dianggap “mempromosikan kekerasan, antisemitisme, dan berkoordinasi dengan Partai Komunis China”. Pernyataan ini dilontarkan oleh Gubernur South Dakota, Kristi Noem, yang mendukung langkah Trump dengan menyebut penerimaan mahasiswa asing sebagai “privilege”, bukan hak.

Harvard sendiri tidak tinggal diam. Pihak universitas menyebut kebijakan tersebut ilegal dan berpotensi memicu pembalasan internasional. Kampus Ivy League lainnya pun ikut bersuara, memperlihatkan ketegangan yang semakin tajam antara dunia pendidikan dan pemerintahan Trump.

Dengan atmosfer internasional yang memanas dan dunia akademik yang terguncang, komentar JK menjadi sinyal bahwa kebijakan unilateral ini bukan hanya urusan domestik AS, tetapi persoalan global. Dunia kini menghadapi ancaman besar terhadap nilai-nilai kolaborasi ilmu dan kemanusiaan yang selama ini menjadi dasar pertukaran pendidikan internasional.

Continue Reading

Review

Suara dari Mekah: Fenomena KDM Tembus Batas Negara, MBS Tertarik?

Viral Jamaah Haji Minta Tolong KDM

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Fenomena Kang Dedi Mulyadi (KDM) kembali menggegerkan publik. Kali ini, suara permintaan bantuan untuk Gubernur Jawa Barat itu datang langsung dari Mekah, menyulut gelombang rasa penasaran di tengah masyarakat. Apakah ini pertanda bahwa Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad Bin Salman (MBS), tertarik dengan pendekatan pendidikan ala “Bapak Aing” di barak-barak militer khas KDM? Atau justru Saudi tengah dilanda krisis kedisiplinan remaja hingga membutuhkan “sentuhan khas Sunda”?

Tak pelak, sorotan global terhadap KDM makin kuat, menyulut spekulasi: mungkinkah wisuda gaya Arab akan segera dihapus demi reformasi karakter ala Indonesia? Dalam pusaran politik, budaya, dan pendidikan global, nama KDM menjelma jadi simbol baru ketegasan yang lintas batas.

Setelah ditelusuri, beredar video di TikTok dengan narasi jamaah haji Indonesia terlantar saat tiba di hotel nomor 603, Sektor 3. Dalam video beredar, pengunggah meminta tolong kepada Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terkait ketidaknyamanan tu. 

“Telantar Kang Dedi, Kang Dedi kumaha (bagaimana) Kang Dedi terlantar jamaah ti jam 02, can meunang kamar (belum dapat kamar), tolong dibantu share-sharecan meunang kamar (belum dapat kamar) Kang Dedi, Pak Prabowo tolong jamaah Indonesia ….” 

Kepala Sektor 6 Makkah PPIH Arab Saudi, Rebuan, menepis kabar itu dan menilai tudingan terlalu berlebihan. “Tidak ada yang terlantar, karena itu masih dalam proses penurunan,” ujarnya saat memberikan keterangan kepada Media Center Haji di kantor Sektor 6, Makkah, Sabtu (24/5/2025).

Ia menjelaskan, kejadian itu terjadi pada Jumat (23/5/2025) pagi. Saat itu, rombongan dari embarkasi JKS 42 (Jakarta-Bekasi) yang mendarat di Jeddah telah tiba di Makkah sekitar pukul 04.18. Ada sembilan bus yang datang secara bertahap. Sementara, petugas sudah bersiaga sejak pukul 01.10 waktu setempat.

Sesuai dengan standar prosedur, kata Rebuan, pelayanan diberikan dimulai dari bus pertama terlebih dahulu. “Nah video viral itu baru penurunan bus ketiga sekitar pukul 07.30 pagi, ada pendorongan jamaah kursi roda (lansia)” ujarnya.

Pengunggah video lantas menggambarkan bahwa jamaah terlantar, tidak dapat pelayanan dari petugas. Padahal semua jamaah memang belum turun. “Dari sembilan mobil baru dua yang benar-benar diturunkan, yang di TikTok baru nomor 1 atau nomor 2,” ujarnya.

Sebelum turun dari bus, kata Rebuan, ada proses yang dilakukan oleh syarikah. Pihak syarikah memasangkan gelang serta memastikan semua jamaah telah mempunyai identitas. Sehingga tidak bisa serta-merta turun dan masuk ke hotel.

“Jadi proses itu gak bisa langsung turun jamaah,” ujarnya.

Rata-rata petugas syarikah yang mengurus kebutuhan sebelum turun itu ada dua orang. Mereka menyelesaikan bus satu dan dua terlebih dulu berdasarkan nomor urut.

Bila semua identitas telah semua didistribuskan, maka ketua rombongan mengambil kunci. Mereka lantas diarahkan ke lantai masing-masing untuk penyerahan kunci sebelum masuk kamar. “Jadi tidak di lobi agar tidak terlalu menumpuk,” ujarnya.

Ia menegaskan, proses jamaah yang tengah menunggu ini tidak dapat disebut sebagai terlantar. Makna terlantar, kata ia, jika petugas tidak melayani, jamaah tak dapat makan dan hotel, maka bolehlah diklaim seperti itu. “Tapi kalau baru diturunkan tolong dijagalah, jangan buat konten-konten negatif, jika memang itu positif,” ujarnya menegaskan.

Continue Reading

Review

Bahlil dan Kaesang Dinilai Ideal Jadi Capres 2029

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Nama Bahlil Lahadalia, Ketua Umum Partai Golkar, dan Kaesang Pangarep, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), semakin sering terdengar di perbincangan publik sebagai calon presiden (capres) yang layak memimpin Indonesia pada 2029. Analisis sejumlah pengamat politik menyebutkan bahwa keduanya, meski belum memiliki pengalaman politik yang panjang, dinilai sebagai sosok muda yang visioner dan memiliki pandangan jauh ke depan.

Bahlil, yang dikenal sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, telah menunjukkan kiprah yang signifikan dalam dunia pemerintahan. Kepemimpinan Bahlil dalam mendorong investasi dan reformasi regulasi menjadi bukti bahwa dia memiliki pemikiran progresif dan terarah. Karismanya yang tegas dan kemampuan membangun hubungan dengan dunia usaha membuatnya menjadi figur yang banyak diperhitungkan dalam politik Indonesia ke depan. Banyak yang meyakini bahwa Bahlil, dengan kemampuannya tersebut, dapat memberikan pembaruan dan kemajuan bagi Indonesia yang lebih terbuka bagi investasi global.

Sementara itu, Kaesang, anak bungsu Presiden Joko Widodo, yang juga sebagai Ketua Umum PSI, juga tidak kalah menarik perhatian. Meski muda, Kaesang dikenal dengan pemikirannya yang kreatif dan progresif. Selain berkiprah di dunia bisnis, Kaesang memiliki pola pikir yang berani dan berbeda dari kebanyakan politisi yang ada. Banyak yang melihatnya sebagai sosok yang mampu membawa generasi muda Indonesia lebih dekat dengan politik dan perubahan. Sosoknya yang santai namun serius, dengan kemampuan berkomunikasi yang baik, membuatnya menjadi pilihan yang cukup potensial untuk mengguncang peta politik Indonesia di masa depan.

Keduanya dianggap memiliki potensi besar untuk memimpin Indonesia menuju 2045, saat negara ini akan merayakan 100 tahun kemerdekaannya. Visi keduanya tentang Indonesia yang lebih maju, terbuka, dan berdaya saing tinggi menjadi modal utama untuk menarik perhatian publik. Namun, meski demikian, mereka tetap harus bekerja keras untuk meraih kepercayaan masyarakat yang semakin kritis.

Masyarakat Indonesia saat ini sudah lebih cerdas dalam memilih pemimpin. Sebagai generasi yang akan menentukan arah masa depan Indonesia, mereka mencari sosok yang tidak hanya pintar, tetapi juga dapat memberikan solusi konkret terhadap berbagai masalah bangsa. Bahlil dan Kaesang, dengan latar belakang yang berbeda namun saling melengkapi, diyakini bisa menjawab tantangan tersebut.

Memang, ini baru sekadar analisis dan prediksi politik. Namun, siapa yang tahu? Suara rakyat bisa saja berpihak pada mereka, terutama jika keduanya mampu menjaga kepercayaan dan konsisten dalam membangun visi untuk Indonesia yang lebih baik. Pemilu 2029 masih jauh, namun nama mereka sudah mulai diperhitungkan sebagai pemimpin masa depan Indonesia.

Continue Reading

Review

India Main Api, Pakistan Siap Basmi

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Pakistan dengan tegas menyebut India sebagai pengecut setelah negara tersebut melakukan serangan terlebih dahulu namun kemudian meminta gencatan senjata. Pernyataan ini sekaligus mengingatkan India agar tidak meremehkan kemampuan Pakistan dan berhenti bersikap sombong yang hanya meniru kekuatan negara lain. Pakistan menegaskan bahwa India bukan sahabat Palestina yang mudah diserang; jika India memilih jalur peperangan, maka Pakistan sudah siap menghadapi konsekuensinya.

Sejarah mencatat bahwa India bukanlah bangsa yang selalu menang dalam konflik. Pakistan mengingatkan India untuk belajar dari pengalaman masa lalu, terutama kisah tahun 1945 ketika pasukan Gurkha India dihajar habis oleh para pejuang Arek-Arek Suroboyo dalam peristiwa heroik yang berujung kematian Jenderal Inggris Mallaby di tangan rakyat Surabaya. Hal ini menjadi pelajaran bahwa kejayaan India bukan hasil perjuangan mereka sendiri melainkan hadiah kemerdekaan dari Inggris, bukan buah dari kekuatan militer yang mumpuni.

Pakistan juga menyindir India yang lebih jago berperan sebagai “penghibur” di layar televisi lewat serial seperti Polisi Ladusing dan Tuan Takurnya, yang memang membuat penonton terhibur tapi tidak mencerminkan ketangguhan militer sesungguhnya. Sindiran ini menegaskan bahwa India lebih suka tampil sebagai aktor hiburan ketimbang berani menguji nyali dalam peperangan nyata dengan Pakistan.

Kenyataan ini menegaskan bahwa India harus sadar diri dan tidak memandang remeh Pakistan. Jika India tetap ngotot memilih jalan peperangan, maka Pakistan sudah siap menghadapi dan membalas serangan dengan kekuatan penuh. Pakistan ingin mengingatkan dunia bahwa mereka bukan Palestina yang menjadi korban agresi, melainkan negara berdaulat dengan kemampuan bertahan dan bertempur yang kuat.

Ancaman perang antara India dan Pakistan bukanlah hal baru, namun kali ini Pakistan memberikan pesan jelas: jangan coba-coba main-main dengan mereka. Pakistan juga mengajak India untuk introspeksi, bahwa kemerdekaan dan kekuatan sejati bukan soal siapa yang duluan menyerang, tapi soal siapa yang mampu bertahan dan mempertahankan harga diri serta kedaulatan.

India diharapkan menyadari bahwa permainan kekuatan dan agresi tidak akan membawa kemenangan sejati, dan jika mereka memilih konflik, maka Pakistan akan menjawab dengan kesiapan penuh. Pesan keras ini sekaligus menjadi peringatan bahwa perang antara kedua negara bisa berdampak luas, sehingga India harus menghitung risiko dan berhenti bermain api.

Pakistan tidak hanya siap perang secara fisik, tapi juga siap menghadapi konsekuensi politik dan diplomatik yang akan muncul akibat tindakan India. Dalam konteks geopolitik, Pakistan menegaskan bahwa India bukanlah lawan yang mudah untuk diintimidasi dan serang sesuka hati, apalagi dengan dukungan sahabat seperti Israel.

Dengan nada kritis dan tegas, Pakistan mengingatkan India agar belajar dari sejarah dan berhenti menganggap enteng lawan mereka. Jangan hanya berlagak perkasa di panggung hiburan, tapi buktikan jika benar kuat dan siap menghadapi realitas di medan perang.

Continue Reading

Review

Ide Gila KDM soal Daun Jati

Dila N Andara

Published

on

Monitorday.com – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memang memiliki segudang gagasan unik dalam membuat kebijakan. Namun, kegilaan itu justru membuat publik menggeleng-geleng kepala sambil berkata, “Tak salah memilih gubernur seperti beliau.”

Betapa tidak, ia menggebrak pengelolaan sampah dengan inovasi yang menggabungkan budaya dan ekologi. Ia mengusulkan Peraturan Daerah yang mewajibkan penggunaan daun jati sebagai pengganti plastik untuk bungkus makanan, khususnya di Cirebon.

Hal ini menjadi perhatian KDM atau Kang Dedi Mulyadi, mengingat daerah ini selain memiliki problem yang teramat parah dalam sejarah bangsa Indonesia, seperti jalan rusak dengan kerusakan yang terbilang sangat parah, lebih tepatnya dijadikan arena offroad nasional bahkan internasional. Jadi, jika ada lomba offroad nasional hingga internasional, cukup menghubungi Bupati Cirebon, ia pasti memberikan banyak rekomendasi jalan rusak di berbagai wilayah, tinggal pilih saja.

Namun, kerusakan jalan yang brutal di Kabupaten Cirebon bisa tertutupi dengan hadirnya sosok daun jati yang lagi-lagi kurang mendapat perhatian dari Pemda Kabupaten Cirebon karena tidak melihat nilai ekonomisnya. Bagaimana mau melihat nilai ekonomisnya, kalau jalan rusak saja pura-pura tak lihat? Publik melihat palingan Bupatinya menjawab, “Insha Allah, mungkin ya, mungkin tidak, yah memang tidak karena tidak ada kemampuan memperbaiki apa pun.” Oh, masih ada kinerja yang bagus, apa itu? Gunting pita, sambutan-sambutan, itulah karya Bupati Cirebon.

Kembali ke soal daun jati, ide ini tak hanya untuk mengurangi limbah plastik yang menumpuk, tapi juga membuka peluang ekonomi baru, khususnya bagi warga Cirebon, daerah penghasil daun jati melimpah. Dedi bahkan mendorong agar anak-anak sekolah bisa memulai bisnis sederhana dengan menjual daun jati sebagai alternatif ramah lingkungan.

Dalam penjelasannya, Dedi mengaitkan pentingnya daun jati dengan akar budaya masyarakat Sunda dan Cirebon. Ia menegaskan bahwa daun jati bukan sekadar bahan pembungkus, tapi simbol spiritual dan ekologi yang melebur kembali ke tanah, membentuk ekosistem yang berkelanjutan. Dengan memanfaatkan daun jati, masyarakat tidak hanya menjaga kelestarian pohon jati, tapi juga menghidupkan tradisi yang memiliki nilai ekonomi dan sosial tinggi.

Gerakan ini mendapat respons positif luas, menjadikan Dedi Mulyadi sebagai pusat perhatian. KDM lebih tepat merangkap Bupati dan Walikota se-Jawa Barat, mengingat tidak ada lagi tokoh sepertinya.

Ada netizen yang berkelakar, Presiden Prabowo mungkin bisa mengembalikan Gibran ke Solo sehingga KDM mengganti posisi wapres saat ini, tahun ini, bulan ini, bila perlu detik ini. Langkah cerdas ini menjadi persiapan awal untuk mengantarkan KDM sebagai Presiden di 2029. Publik pun mempersilakan Prabowo memilih calon wakil presiden dari partainya atau koalisi, asal jangan Gibran lagi.

Karena Dedi, calon presiden 2029, ini berhasil menyatukan gerakan lingkungan dengan kebudayaan lokal dan pemberdayaan ekonomi rakyat secara sistematis dan logis.

Continue Reading

Review

Tangis Megawati untuk MK dan KPK

Megawati sedih melihat kondisi MK dan KPK, dua lembaga yang ia dirikan, kini menghadapi tantangan berat. Ia mengajak audiens berani dan mandiri mempertahankan nilai lembaga tersebut.

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Presiden kelima Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri, meluapkan kesedihan mendalam atas kondisi dua lembaga negara yang ia dirikan: Mahkamah Konstitusi (MK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ungkapan ini ia sampaikan secara lugas dan penuh perasaan saat hadir dalam peluncuran buku ‘Pengantar Pemahaman Konsepsi Dasar Sekitar Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI)’ di Kantor BRIN pada Rabu, 14 Mei 2025.

Dengan nada yang kuat dan sedikit canda, Megawati berkata, “Kenapa sih saya bikin MK? Kenapa sih saya bikin KPK? Saya loh, boleh sombong, saya yang bikin.” Namun kemudian, rasa sedih tak mampu ia sembunyikan, mengingat lembaga-lembaga tersebut tengah menghadapi ujian berat yang tak ringan. Ucapan tersebut pun mengundang tepuk tangan dari para peserta yang hadir.

Meski tak merinci penyebab kesedihannya, Megawati menegaskan agar para hadirin tak malu atau ragu memberikan dukungan melalui tepuk tangan. “Jangan takut-takut. Kelihatan kan ragu, oh kok yang lain enggak tepuk. Jangan Bu, kemandirian itu namanya,” ujarnya, seolah mengajak semua untuk berani menunjukkan sikap dan semangat yang mandiri.

Ia juga menyoroti sikap pasif audiens saat pidatonya berlangsung. Megawati merasa heran dan agak kecewa karena ketenangan yang terlalu hening di ruang itu, berbeda jauh dengan suasana yang biasa ia hadapi dalam forum partai politiknya. “Saya tuh ingin, apa ya, saya kalau disuruh gini-gini tuh suka mikir, saya suka malas, kayaknya audiensnya cuma diam,” ujarnya sambil bercanda.

Tak lupa, Megawati mengekspresikan semangat khasnya yang berapi-api dengan seruan penuh semangat, “Oh kalau di partai saya, saya teriak, merdeka, merdeka, merdeka. Loh di sini malu, nanti Aku dipikir wong edan, merdeka enggak dijawab.” Kalimat ini menggambarkan kerinduan Megawati terhadap kegairahan dan keberanian dalam memperjuangkan nilai-nilai kemerdekaan dan keadilan, terutama dalam konteks lembaga negara yang sangat vital bagi demokrasi Indonesia.

Pernyataan Megawati ini menjadi cermin tajam terhadap kondisi MK dan KPK yang tengah diuji oleh dinamika politik dan tantangan integritas. Sebagai pendiri lembaga-lembaga tersebut, kritik dan kesedihan Megawati menegaskan bahwa peran dan fungsi MK serta KPK tak bisa dikesampingkan begitu saja, apalagi dibiarkan surut dalam bayang-bayang konflik dan tekanan.

Di tengah situasi yang kompleks itu, seruan Megawati untuk kemandirian dan keberanian menjadi panggilan agar semua pihak, termasuk masyarakat dan aparat negara, tetap teguh menjaga dan memperkuat eksistensi lembaga-lembaga kunci ini demi masa depan demokrasi dan keadilan di Indonesia.

Continue Reading

Review

Wisuda SMK CBM Purwokerto: Parody Hollywood Sonoan Dikit

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Saat dunia pendidikan semakin terjebak dalam kemewahan yang tak perlu, SMK Citra Bangsa Mandiri (CBM) di Purwokerto justru berhasil mencuri perhatian lewat sebuah acara wisuda yang lebih mirip pertunjukan teater daripada prosesi kelulusan. Inilah yang terjadi ketika SMK mencoba mengimitasi gaya perguruan tinggi tanpa tahu artinya.

Baru-baru ini, sebuah video viral di TikTok mengungkapkan acara wisuda yang digelar oleh SMK Citra Bangsa Mandiri (CBM) di Purwokerto. Video tersebut menunjukkan para siswa mengenakan toga lengkap dengan selempang, sementara guru-guru mereka juga tak kalah heboh dengan mengenakan jubah profesor kampus. Aksi mereka hingga mengundang komentar dari netizen yang maha kuasa dari akun official https://www.youtube.com/watch?v=aBvmNxTsPY0

Menariknya, di tengah ketidaklaziman ini, prosesi pemindahan tali toga yang biasanya identik dengan perguruan tinggi, dilakukan tanpa malu-malu. Sebuah kecelakaan pendidikan yang tak bisa dihindari, atau bisa dibilang, kegilaan dalam segala bentuknya.

Acara ini, yang terlihat seperti produksi film Hollywood berbudget tinggi, mengundang beragam reaksi dari masyarakat. Beberapa warganet mencibir, menganggap acara ini terlalu mewah dan dramatis untuk sebuah sekolah menengah kejuruan. Apakah ini acara wisuda atau festival film? Tak pelak, video ini menyulut perdebatan panjang di media sosial.

Ada yang heran, ada yang tertawa, dan tak sedikit yang bertanya-tanya apakah pemindahan tali toga tersebut sengaja dibuat untuk membuat siswa SMK merasa seolah-olah mereka baru saja mendapatkan gelar sarjana.

Sungguh, siapa yang butuh makna simbolis kalau kita bisa membuat acara yang serba megah? Sepertinya SMK Citra Bangsa Mandiri berpikir bahwa jika ingin terlihat penting, kita harus mengesampingkan konteks dan hanya berfokus pada kemewahan semata. Lantas, muncul pertanyaan besar: apakah para guru di SMK ini tahu betul makna dari simbol pemindahan tali toga itu? Atau mereka hanya sekadar ikut-ikutan mengikuti trend tanpa memahami esensinya? Tidak sedikit warganet yang mempertanyakan apakah mereka benar-benar memahami pentingnya simbol itu, atau apakah acara ini hanya sekadar kebanggaan semu.

Meskipun acara ini diwarnai dengan komentar pedas dan cemoohan, tak bisa dipungkiri bahwa fenomena seperti ini semakin sering terjadi di dunia pendidikan kita. Dari sekolah menengah hingga universitas, tampaknya kita lebih tertarik untuk berfokus pada penampilan dan kemegahan daripada substansi pendidikan itu sendiri. SMK Citra Bangsa Mandiri, dengan segala kegilaannya, hanyalah salah satu contoh dari fenomena ini. Kegilaan yang tidak disadari, di mana yang penting adalah tampak keren, bukan apa yang sebenarnya diajarkan.

Ironisnya, dalam upaya untuk memberikan kesan “kampus”, mereka malah kehilangan inti dari pendidikan itu sendiri. Bagaimana kita bisa berharap bahwa para siswa akan memahami makna sejati dari pendidikan jika mereka dibombardir dengan simbol-simbol yang seharusnya hanya digunakan dalam konteks yang lebih tinggi? Lantas, siapa yang diuntungkan dengan acara semacam ini? Apakah para siswa merasa lebih pintar? Atau hanya sekadar merasa lebih penting karena memakai toga yang tak ada artinya?

Pada akhirnya, acara wisuda SMK Citra Bangsa ini menjadi peringatan bahwa dunia pendidikan kita sedang menuju arah yang keliru. Pendidikan bukan tentang kemewahan acara, tetapi tentang memberikan ilmu yang berguna bagi masa depan para siswa. Sayangnya, jika kita terus terjebak dalam kegilaan ini, kita hanya akan menghasilkan lulusan yang lebih pandai memakai toga daripada memecahkan masalah dunia nyata.

Di tengah sengitnya perang dagang, ada perang gengsi hingga menampilkan parodi ketidakwarasan dengan toga-togaan, guru yang ala-ala profesor layaknya rombongan rumah sakit jiwa yang kehabisan obat. Tapi hal tersebut memang tak di larang, tinggal akal sehat yang bisa menilai.

Continue Reading

Review

Trenggono Pimpin PAN Jateng, Tantangan Baru Menanti

Sakti Wahyu Trenggono terpilih sebagai Ketua DPW PAN Jateng periode 2025-2030. Dengan target ambisius, PAN Jateng diharapkan dapat meraih kemenangan pada Pemilu 2029 dan menempatkan kader di setiap dapil DPR RI.

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Musyawarah Wilayah (Muswil) PAN Jateng yang digelar pada Minggu, 11 Mei 2025 di Solo, mengukuhkan Trenggono sebagai Ketua DPW PAN Jateng dengan keputusan musyawarah mufakat. Acara yang dipimpin secara daring oleh Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, juga menjadi simbol peralihan kepemimpinan yang mengandung tantangan baru.

Keputusan ini diambil berdasarkan kesepakatan bersama seluruh kader PAN, yang memandang Trenggono bukan hanya seorang tokoh besar di tingkat nasional, tetapi juga sebagai figur yang sudah lama berakar di Jawa Tengah. Terlebih lagi, posisi Trenggono sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan yang saat ini tengah menjalankan tugas negara di pemerintahan, semakin menguatkan posisi PAN Jateng di pentas politik.

Hal ini tentu bukanlah sekadar transisi kepemimpinan biasa. Keberhasilan dalam menyusun kepengurusan baru di bawah Trenggono nantinya akan menjadi titik penting dalam perjalanan politik PAN, baik di tingkat Jawa Tengah maupun nasional. Ketua DPP PAN, HA Bchri, yang turut hadir dalam Muswil, menekankan harapan besar kepada Trenggono untuk membawa PAN Jateng meraih kemenangan dalam kontestasi politik mendatang. Tak hanya itu, Bchri juga mengungkapkan bahwa dalam Pemilu mendatang, target utama PAN adalah masuk dalam jajaran empat besar partai politik secara nasional.

Seiring dengan penetapan Trenggono sebagai Ketua DPW, semua mata kini tertuju pada upaya penguatan struktural di tingkat daerah dan konsolidasi kader yang harus berjalan cepat dan efektif. Dengan agenda besar di depan mata, yakni Pemilu 2029, Trenggono dan PAN Jateng harus memulai langkah-langkah strategis dalam memperkuat barisan politik, serta menempatkan kader-kader terbaiknya di setiap daerah pemilihan (Dapil) DPR RI di Jawa Tengah.

Namun, pertanyaan besarnya adalah: apakah Trenggono mampu mewujudkan harapan tersebut di tengah ketatnya persaingan politik yang semakin kompleks? Selama ini, Trenggono dikenal sebagai sosok yang pragmatis dan visioner, tetapi di dunia politik, tantangan sering kali datang dari luar dugaan. Dalam beberapa tahun mendatang, kecepatan dan kelincahan dalam merespons perubahan politik akan menjadi kunci sukses dalam membawa PAN Jateng meraih kemenangan besar.

Secara keseluruhan, kepemimpinan Trenggono di PAN Jateng ini membuka babak baru yang penuh tantangan dan peluang. Jika berhasil memimpin dengan cermat dan tepat, bukan tak mungkin PAN akan menjadi kekuatan besar dalam politik Indonesia pada Pemilu 2029 mendatang. Sebuah ujian kepemimpinan yang sesungguhnya tengah menanti di depan mata.

Continue Reading

Review

Takwa Jadi Pilar Kesuksesan di Dunia dan Akhirat

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Ngaji bareng online pada Senin, 12 April, menjadi sebuah momen istimewa yang penuh makna bagi para peserta, berkat kehadiran sosok yang tak hanya dihormati, tetapi juga diakui kiprahnya, Prof. Rokhmin Dahuri. Kehadirannya dalam acara ini bukan sekadar untuk menyemarakkan, tetapi untuk memberikan pencerahan yang mendalam mengenai hakikat kehidupan yang sesungguhnya.

Dalam kajiannya, Prof Rokhmin mengatakan, di antara hikmah yang bisa di ambil dari ajaran agama Islam adalah janji Allah bagi hamba-Nya yang bertakwa dan beriman. Janji ini bukan hanya berbicara tentang pahala di kehidupan yang akan datang, tetapi juga memberi keyakinan bagi siapa saja yang mencapainya, untuk meraih keberkahan hidup di dunia.

Seperti yang dijelaskan oleh Prof. Rokhmin, sebuah penafsiran mendalam mengenai kehidupan yang penuh dengan berkat, bagi mereka yang takwa dan beriman kepada Allah.

“Surat Ali Imron ayat 133 mengajak kita untuk bergegas menuju ampunan Allah dan meraih surga-Nya yang luasnya melebihi langit dan bumi. Ini adalah surga yang dijanjikan bagi orang-orang yang bertakwa. Takwa, dalam pengertian yang sederhana, berarti ketundukan sepenuhnya terhadap perintah Allah, dan menjauhi larangan-Nya. Namun, lebih dari itu, takwa adalah landasan dari hidup yang bahagia, baik di dunia maupun di akhirat,” ucap Guru Besar IPB University.

Lebih lanjut, Rektor UMMI Bogor itu memaparkan, takwa bukan sekadar ritual ibadah yang terputus dari kehidupan sehari-hari. Sebaliknya, takwa menggerakkan setiap aspek kehidupan—dari menuntut ilmu, berbagi, berbuat baik, hingga menjaga kehormatan diri dan orang lain. Bahkan, bersikap santun dan menolong sesama, serta menghindari perbuatan dosa, adalah bagian dari takwa yang membawa kedamaian bagi jiwa. Allah berfirman dalam Surat Al-A’raf, yang artinya, jika suatu bangsa atau negeri memiliki penduduk yang beriman dan bertakwa, maka akan turun keberkahan dari langit dan bumi. Barokah yang dimaksud di sini bisa berupa peluang ekonomi, pemimpin yang adil dan bijaksana, serta kehidupan yang sejahtera.

Dalam konteks kehidupan berbangsa, Prof. Rokhmin Dahuri menggarisbawahi pentingnya beriman dan bertakwa sebagai kunci kesuksesan negara. Pemimpin yang datang dari kalangan orang-orang yang bertakwa akan berbeda jauh dengan pemimpin yang hanya mengandalkan kepopuleran atau pencitraan semata. Pemimpin yang sejati, menurut beliau, adalah pemimpin yang bekerja dengan hati, yang mengutamakan kebaikan rakyat, dan selalu berpikir untuk kepentingan bersama, bukan untuk dirinya sendiri.

Kehidupan di dunia ini bukan tanpa tantangan. Namun, bagi mereka yang beriman dan bertakwa, Allah menjanjikan kecukupan, jalan keluar dari segala masalah, serta pengampunan atas dosa-dosa mereka. Keberkahan tersebut tidak hanya datang dalam bentuk materi, tetapi juga dalam bentuk kebahagiaan batin, kedamaian dalam hati, dan kemampuan untuk melihat sisi positif dalam segala kondisi.

Dalam pandangan rasional, takwa juga membawa banyak manfaat. Allah tidak pernah memberikan perintah yang merugikan umat-Nya. Setiap perintah-Nya adalah untuk kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat. Misalnya, menjaga kebersihan, seperti yang diajarkan dalam ajaran Islam, yang pada akhirnya terbukti mengurangi risiko penyakit. Begitu juga dengan larangan-larangan Allah, seperti korupsi, zina, atau berjudi, yang jelas membawa mudarat bagi diri dan masyarakat.

Tokoh Nelayan Naional ini pun menekankan, pentingnya beriman dan bertakwa juga tergambar dalam ayat Al-Quran yang mengatakan bahwa siapa pun yang bertakwa kepada Allah, Allah akan memudahkan segala urusannya. Berbagai kebaikan akan datang, seperti kecukupan hidup, pengampunan dosa, serta jalan keluar dari segala kesulitan. Semuanya datang sebagai hadiah bagi orang-orang yang menjalankan takwa dengan sungguh-sungguh.

Sebagai kesimpulan, Prof Rokhmin berpesan bahw hidup yang penuh berkah bukan hanya berhubungan dengan materi atau kekayaan duniawi, melainkan dengan keberkahan yang datang dari Allah karena ketakwaan yang kita jalani. Begitu pula, kebahagiaan sejati hanya bisa diraih oleh mereka yang menjaga iman dan takwa dalam hidupnya. Karena pada akhirnya, surga yang dijanjikan adalah bagi mereka yang menjalani hidup dengan penuh takwa dan keimanan kepada Allah, baik di dunia maupun di akhirat.

Continue Reading

Review

Parkir Gratis!Kenapa Masih Ada Juru Parkir di Indo Maret dan Alfa Maret?

meski pengumuman besar-besar tentang parkir gratis tersebar di seluruh Indonesia, praktik pungutan liar oleh oknum juru parkir masih tetap marak.

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Parkir gratis, sebuah istilah yang mestinya menenangkan hati masyarakat, kini justru menjadi ironis di beberapa sudut kota Indonesia. Pemberitahuan besar yang mengklaim parkir gratis di seluruh jaringan Indo mart, Alfa mart hingga Alfa Midi, seolah tak berpengaruh pada oknum-oknum yang dengan santai memungut uang parkir dari para pengendara. Keanehan ini menimbulkan banyak pertanyaan: jika sudah ada kebijakan resmi tentang parkir gratis, mengapa pungutan ilegal tetap terjadi?

Yang lebih mencengangkan adalah kenyataan bahwa praktik ini tidak terbatas pada area komersial saja. Beberapa jalan umum dan bahkan pekarangan rumah warga menjadi sasaran empuk bagi oknum yang berpura-pura menjadi juru parkir. Bahkan, pedagang nasi uduk yang mencari nafkah dengan cara jujur pun tak luput dari masalah parkir yang mengganggu. Penambahan biaya parkir yang tiba-tiba muncul di tempat yang tidak semestinya menjadi tantangan bagi warga yang sudah kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Pihak kepolisian, sebagai pihak yang bertanggung jawab atas ketertiban umum, harusnya tidak hanya duduk diam dan menjadi penonton dalam masalah ini. Tugas utama mereka adalah turun ke lapangan, mendengarkan keluhan warga, dan menindak tegas oknum-oknum yang menyalahgunakan kewenangannya. Tidak ada alasan yang membenarkan pungutan liar, apalagi jika alasan yang sering digunakan adalah “ekonomi.” Pungutan ini semakin parah dengan adanya oknum-oknum yang terkadang menggunakan ormas sebagai alat untuk melindungi praktik premanisme mereka.

Tak hanya di sektor parkir, fenomena pungli dan premanisme yang melibatkan ormas ini menyebar ke berbagai sektor lainnya. Pemasangan tiang Indihome, pembangunan jalan, hingga proyek-proyek infrastruktur lainnya seringkali dimanfaatkan untuk mencari keuntungan ilegal. Padahal, ini menjadi salah satu faktor penghambat yang menghalangi masuknya investasi ke Indonesia. Bagaimana sebuah negara bisa berkembang jika pengusaha merasa takut berinvestasi karena adanya pungutan liar di hampir setiap langkah mereka?

Ironisnya, hal ini justru membuat Indonesia semakin tertinggal dalam hal pembangunan ekonomi. Alih-alih menciptakan iklim investasi yang sehat, pungutan liar justru menciptakan ketidakpastian. Tak hanya pengusaha, masyarakat biasa pun merasakan dampak dari aksi-aksi premanisme ini, di mana mereka dipaksa membayar lebih untuk layanan yang seharusnya sudah mereka bayar dengan pajak yang sah.

Jika dibiarkan terus-menerus, Indonesia akan semakin kesulitan untuk maju. Negara ini tidak hanya membutuhkan kebijakan yang jelas, tetapi juga penegakan hukum yang tegas. Tak ada lagi toleransi terhadap pungli yang menggerogoti sumber daya negara. Tidak ada yang kebal dari parkir, kecuali di kuburan.

Dalam hal tindakan juru parkir liar yang mencatut uang dari pengunjung mini market, terdapat beberapa aspek hukum yang perlu diperhatikan. Pertama-tama, tindakan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai pungutan liar atau pungli, yang secara jelas melanggar hukum. Pungutan liar atau pungli merupakan tindakan ilegal yang dilarang dan dapat dikenai sanksi hukum sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku.

Menurut Undang-Undang No 28 tahun 2009 tentang pajak Daerah dan Retribusi Daerah, retribusi parkir di mini market sudah diatur dengan jelas. Tempat usaha yang menyediakan lahan parkir seharusnya tidak diperbolehkan untuk memungut biaya tambahan dari pengunjung, karena biaya tersebut seharusnya sudah termasuk dalam retribusi yang telah dibayarkan oleh pengelola tempat usaha.

Sanksi Pidana Pungli
Dalam konteks hukum pidana, tindakan pungli dapat dikategorikan sebagai pemerasan yang melanggar Pasal 368 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Tindakan tersebut dapat dikenai sanksi pidana berupa penjara paling lama sembilan tahun.

Selain itu, penting untuk dicatat bahwa penegakan hukum terhadap tindakan pungli merupakan tanggung jawab pihak berwajib, terutama kepolisian. Masyarakat yang menjadi korban atau menyaksikan tindakan pungli diharapkan melaporkan hal tersebut kepada pihak berwenang agar tindakan hukum dapat diambil dengan cepat dan tepat.

Kesimpulan dan Tindakan Preventif
Oleh karena itu, dalam menanggapi kasus ini, perlu adanya kerjasama antara pengusaha mini market, masyarakat umum, dan aparat penegak hukum untuk mengatasi permasalahan juru parkir liar tersebut. Dengan demikian, keamanan dan ketertiban umum dapat terjaga, serta tindakan ilegal seperti pungli dapat dicegah dan diberikan sanksi sesuai dengan hukum yang berlaku.

Continue Reading

Monitor Saham BUMN



News8 minutes ago

Potret Mahasiswa Saat ini: Low Initiative dan Poor Networking

Review24 minutes ago

Hong Kong Sambut Mahasiswa Harvard Korban Trump

News35 minutes ago

Youtuber Anak Terkenal Ini Sampaikan Dukungan Terhadap Palestina

News2 hours ago

Pemuda Hijau, Harapan Baru Indonesia

News3 hours ago

Skandal Judi Online Seret Nama Budi Arie

Ruang Sujud3 hours ago

Strategi Umat Islam Menghadapi Dajjal: Pelajaran dari Rasulullah SAW

News5 hours ago

Biadab! Mantan Pejabat Israel Ini Sebut Anak-anak Gaza Layak Dibunuh

Ruang Sujud7 hours ago

Tanda-Tanda Kemunculan Dajjal: Antara Hadis dan Realita Masa Kini

Sportechment8 hours ago

China Luncurkan Satelit Superkomputer Ai di Luar Angkasa

Ruang Sujud9 hours ago

Dua Staf Kedubes Israel di Washington Tewas Ditembak Orang Tak Dikenal

Sportechment9 hours ago

Erick Thohir: Piala Presiden 2025 Bakal Dihadiri Klub Inggris dan Thailand

Ruang Sujud11 hours ago

Siapakah Dajjal? Menelusuri Sosok Penuh Misteri dalam Akhir Zaman

Review13 hours ago

Harvard Ditutup Trump, Dunia Melawan

News17 hours ago

Regulasi Ramai, Pembinaan Sunyi

Review17 hours ago

Suara dari Mekah: Fenomena KDM Tembus Batas Negara, MBS Tertarik?

Sportechment21 hours ago

Selamat! Mohamed Salah Raih Pemain Terbaik Premier League 2024/2025

News21 hours ago

Prabowo Puji Konsistensi China Dukung Palestina

News22 hours ago

Sarinah Umumkan Kepemimpinan Baru, Perkuat Peran Sebagai Panggung Karya Indonesia

Ruang Sujud22 hours ago

Dakwah dari Rumah: Membangun Lingkungan Islami Mulai dari Keluarga

Migas22 hours ago

Hadapi Gejolak Geopolitik, Pertamina International Shipping Ekspansi Pasar dan Diversifikasi Kargo