News
Ikrom Bungsu, Anggota PPI Taiwan dengan Silat Nusantara yang memukau
Published
3 days agoon
By
Natsir AmirMonitorday.com – Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) pada National Chengkung University (NCKU) Tainan, Taiwan mempersembahkan “Indonesian Cultural Day 2024″, yang tahun ini mengangkat tema yang sangat istimewa: Roro Jonggrang: The Last Piece of Prambanan”.
Acara berlangsung sukses dan telah menghidupkan kembali cerita epik Roro Jonggrang, yang bukan hanya menceritakan keindahan dan kerumitan hubungan antar manusia, namun juga untuk merenungkan tentang hubungan antara manusia dan alam, serta pengorbanan yang harus dilakukan demi mencapai tujuan yang lebih besar.
Dalam berbagai bentuk seni, mulai dari tarian tradisional, pencak silat, musik, hingga drama teatrikal, Indonesian Cultural Day 2024 telah mempersembahkan atmosfer yang kaya dan menggambarkan kebesaran dan keberagaman budaya Indonesia.
Salah satu pertunjukan yang memantik atensi publik adalah, Pencak Silat yang ditampilkan oleh Ikrom Bungsu, seorang ASN Direktorat Pengendalian Operasi Armada (POA), Direktorat Jenderal PSDKP, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Anas (Pekerja Indonesia di Taiwan), telah memukau hadirin dengan keahlian mereka dalam silat nusantara.
Ikrom menampilkan pencak silat tradisional khas Lampung Pesisir sedangkan Anas menampilkan pencak silat Tapak Suci.
Dalam adegan berikutnya Ikrom dan Anas membawa penonton menyaksikan pertarungan sampai mati dari tanah Sulawesi Selatan yang disebut “Sigajeng Laleng Lipa“. Pertarungan ini memiliki arti Saling Tikam dalam Satu Sarung. Tradisi ini adalah sebuah tradisi klasik dalam suku Bugis Bone yang menjunjung tinggi budaya siri’ (harga diri).
Meski tengah menempuh studi singkat di Taiwan dalam program bahasa Mandarin, semangatnya untuk melestarikan budaya Indonesia tetap membara. Pencak silat tak bisa dilepaskan dari perjalanan hidup Ikrom.
Tepat 24 tahun silam dirinya pertama kali mempelajari seni bela diri tradisional Nusantara, khususnya di pedalaman Lampung Pesisir tepatnya di Pekon Kejadian, Tanggamus di perguruan “Lemawong Nunggal“ baca: “Harimau Penyendiri“.
Pencak silat tak bisa dilepaskan dari legenda klasik Nusantara. Melalui jurus-jurus mematikan seperti tendangan, pukulan hingga kuncian yang trengginas. Pencak silat sebagai bela diri tradisional sering digunakan sarana “Adu Tanding“ antar jawara untuk memperebutkan sesuatu termasuk cinta seperti kisah abadi Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso sebuah cinta yang terhalang oleh takdir.
Setiap serangan dan tangkisan yang dipertontonkan membawa penonton menyelami jalinan kisah yang mendalam, seakan-akan mereka juga terperangkap dalam legenda tersebut. Dalam harmoni gerakan yang hampir sempurna, mereka menanamkan rasa kebanggaan akan warisan leluhur, seolah menegaskan bahwa budaya adalah jantung dari bangsa yang terus hidup.
ICD 2024 ini diikuti dan disaksikan oleh masyarakat Internasional serta mahasiswa overseas maupun masyarakat lokal Taiwan. Pencak silat bukan sekadar unjuk kemampuan bela diri, melainkan juga sebuah pengingat betapa pentingnya pelestarian budaya dalam dunia yang semakin modern dan kuatnya arus disrupsi budaya.
Dibutuhkan insan-insan yang perduli akan identitas bangsa. Semangat Ikrom dan para pemuda yang tergabung dalam Persatuan Pelajar Indonesia di Taiwan untuk menjaga dan mengenalkan silat dan budaya Nusantara ke dunia luar layak diapresiasi. Sukses ICD2024, Sukses PPI Tainan dan Sukses untuk Indonesia Emas 2045.