Monitorday.com – Pada awal 2025, Brasil sebagai pemegang presidensi BRICS, mengumumkan bahwa Indonesia telah resmi menjadi anggota penuh dari kelompok negara berpengaruh ini, yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Kabar ini tak hanya menjadi headline internasional, tetapi juga simbol penting posisi strategis Indonesia di tatanan global.
Menurut Prof. Abubakar Eby Hara, Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Jember, langkah ini menunjukkan komitmen jangka panjang Indonesia untuk mendorong tatanan dunia yang lebih adil. “Ini adalah perjuangan yang telah dimulai sejak Bung Karno menyuarakan solidaritas negara-negara Global Selatan. Bergabungnya Indonesia ke BRICS adalah bentuk nyata kelanjutan visi itu,” ungkapnya.
Keanggotaan ini membawa berbagai harapan besar, mulai dari penguatan posisi politik hingga peningkatan kerja sama ekonomi. Salah satu keuntungannya, menurut Prof. Eby, adalah peluang untuk membangun kekuatan politis guna menghadapi dominasi negara-negara Barat. “Misalnya, melawan kemunafikan Barat yang terus membela Israel meski melanggar hak asasi manusia,” tambahnya dengan penuh semangat.
Tak hanya itu, BRICS juga menawarkan peluang ekonomi yang menjanjikan. Dengan potensi perdagangan antar anggota, Indonesia diharapkan mampu memperluas akses pasar serta memanfaatkan mekanisme kerja sama baru yang lebih menguntungkan. Contohnya, penggunaan mata uang lokal dalam transaksi antar anggota, sebagaimana telah dilakukan Rusia dan China. Langkah ini dapat membantu Indonesia mengurangi ketergantungan terhadap mata uang global seperti dolar AS.
Meski demikian, tantangan besar tetap ada. “Keanggotaan penuh di BRICS bukan berarti jalan mulus tanpa hambatan. Kesepakatan antar negara anggota akan sangat menentukan sejauh mana pengaruh BRICS terhadap politik dalam negeri masing-masing,” jelas Prof. Eby. Hal ini mencerminkan bahwa kerja sama internasional selalu membutuhkan harmoni kepentingan di antara para anggotanya.
Keputusan ini juga bukan hanya soal posisi Indonesia, tetapi juga pesan kuat kepada dunia bahwa Indonesia adalah pemain yang serius di panggung global. Dengan populasi dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia diakui memiliki kesamaan visi dengan anggota BRICS lainnya dalam mendukung reformasi institusi global serta memperkuat kerja sama di antara negara-negara Selatan Global.
Dalam konteks yang lebih luas, bergabungnya Indonesia ke BRICS adalah sinyal bahwa dunia multipolar mulai menemukan bentuknya. BRICS hadir sebagai alternatif dari tatanan dunia yang sebelumnya didominasi oleh negara-negara Barat. Dengan masuknya Indonesia, organisasi ini semakin solid dan memiliki pijakan kuat untuk menciptakan tatanan baru yang lebih inklusif.
Langkah Indonesia bergabung dengan BRICS adalah awal dari perjalanan panjang yang penuh tantangan sekaligus peluang besar. Bagi banyak pihak, ini bukan hanya soal menjadi anggota sebuah organisasi, tetapi bagian dari upaya membangun masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan untuk semua.
Bergabungnya Indonesia dengan BRICS memperkuat posisi strategisnya dalam politik dan ekonomi global, membuka peluang baru dalam perdagangan, dan menegaskan komitmennya untuk mendukung tatanan dunia multipolar.