Monitorday.com – Peringkatan State of the Global Islamic Economy (SGIE) Indonesia kini naik ke peringkat ke-3, berdasarkan data yang diluncurkan oleh DinarStandart di Dubai, Uni Emirat Arab, Selasa (26/12). Indonesia berada di bawah Malaysia, di peringkat pertama, dan Arab Saudi di peringkat kedua.
Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Erick Thohir mengatakan, bahwa sebelumnya ketika ramai diperbincangkan, Indonesia masih berada di peringkat keempat. Kini berada di posisi ketiga, dan dia berharap Indonesia bisa menempati posisi pertama dunia.
“Kemarin ramai dibahas kita di posisi empat, sekarang sudah naik satu peringkat di posisi tiga menggeser Uni Emirat Arab (UEA). Ke depan, Bismillah tentu kita ingin jadi nomor satu dunia,” kata Erick dalam keterangannya, Rabu (27/12).
Erick Thohir mengatakan, Indonesia berhasil masuk dalam sepuluh besar pada sejumlah sektor seperti keuangan Islam, makanan dan minuman halal, kosmetik dan obat-obatan halal busana, serta media dan rekreasi bertema Islam.
Lalu, produk makanan halal, Indonesia berada di urutan kedua. Sedangkan, pada busana halal, meraih peringkat ketiga. Sementara, keuangan syariah berada di urutan ketujuh, media dan rekreasi di posisi enam, serta kosmetik dan obat-obatan halal di peringkat lima.
“Ini hasil yang membanggakan dan menjadi pelecut untuk kita semua meningkatkan penetrasi produk halal Indonesia,” kata Erick, yang juga Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini.
Menurut Erick, sudah sepantasnya Indonesia menjadi raja di industri halal, karena populasi umat Islamnya menjadi yang terbesar di dunia. Ia tak ingin Indonesia hanya menjadi penonton bagi industri halal dunia.
Namun demikian, masih ada satu sektor yang belum dikuasai oleh Indonesia dalam Global Islamic Economy Indicator Ranking yakni perjalanan ramah muslim. Menurut Erick, hal ini menjadi pekerjaan rumah bersama untuk mendongkrak potensi sektor perjalanan ramah muslim.
“MES sejak awal terus berkomitmen bahu-membahu bersama pemerintah, BUMN, swasta, dan seluruh pihak untuk terus meningkatkan pengembangan industri halal Indonesia,” demikian Erick Thohir.