Monitorday.com – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengajak industri gula di Indonesia dan Asia Tenggara untuk menyiapkan strategi menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.
Dalam sebuah pernyataan di Jakarta, dikutip Sabtu (29/6), Arief menyampaikan pentingnya industri gula merancang strategi yang responsif terhadap naiknya permintaan pangan, perubahan iklim, dan konflik geopolitik yang mempengaruhi kondisi pangan global.
Arief mengemukakan seruannya saat membuka pertemuan tahunan ASEAN Sugar Alliance (ASA) ke-6 di Jakarta. Di forum ini, Arief juga mendorong implementasi prinsip Environment, Social, and Governance (ESG) bagi pelaku industri gula di Asia Tenggara.
“Dunia saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan yang kompleks. Pertemuan ASA hari ini menjadi platform penting untuk berbagi pengetahuan, bertukar pandangan, dan berkolaborasi dalam menghadapi isu-isu terkini,” kata Arief.
Arief menekankan perlunya konsistensi dalam menerapkan prinsip ESG oleh industri gula, sebagai langkah untuk mendukung keberlanjutan industri bagi generasi mendatang.
Dia juga mengingatkan bahwa Presiden Joko Widodo sebelumnya telah menyoroti perlunya antisipasi terhadap ketidakpastian ekonomi global dan konflik geopolitik, yang mempengaruhi ekonomi nasional dan regional.
Arief berharap bahwa pertemuan ASA ke-6 dapat menghasilkan strategi yang kuat untuk mengembangkan industri gula di Asia Tenggara, termasuk peningkatan produksi dan penggunaan produk turunan tebu, serta mengikuti perkembangan kebijakan terbaru dari World Trade Organization (WTO).
“Dalam konteks ini, penelitian juga penting. Ini kesempatan bagi kita untuk saling bertukar informasi dan merumuskan strategi yang memperkuat industri gula,” tambahnya.
Menyikapi situasi konsumsi gula di Indonesia, proyeksi dari Bapanas menunjukkan bahwa produksi gula nasional diperkirakan mencapai 2,384 juta ton, sementara kebutuhan konsumsi mencapai 2,933 juta ton per tahun, mengakibatkan defisit sekitar 549 ribu ton.
Arief optimis bahwa melalui keterlibatan aktif Asosiasi Gula Indonesia (AGI) dan ASEAN Sugar Alliance (ASA), industri gula dapat mengatasi tantangan ini dan membawa industri menuju masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan.