Monitorday.com – Maulid Nabi diperingati untuk mengenang kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Peringatan Maulid biasanya diisi dengan majelis, sholawat, dan menceritakan perjalanan Rasulullah SAW.
Maulid Nabi tidak dilakukan saat Rasulullah SAW masih hidup, namun ulama sepakat bahwa peringatan ini boleh.
Beberapa ulama merujuk pada hadits-hadits yang mendukung kebolehan peringatan Maulid Nabi.
Menurut buku AM. Waskito, peringatan Maulid Nabi sudah dilakukan sejak berabad-abad lalu.
Peringatan ini juga dirayakan hampir di semua negara-negara muslim.
Kegiatan Maulid Nabi dilakukan sesuai dengan syariat Islam.
Menurut Dr. H. Kholilurrohman, peringatan Maulid Nabi SAW penuh kebaikan karena melibatkan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an.
Perayaan Maulid Nabi mulai dilakukan pada awal abad ke-7.
Meski tidak dilakukan langsung oleh Rasulullah SAW, bukan berarti perayaannya haram.
Beberapa ulama menyebut Maulid Nabi sebagai bid’ah hasanah yang sejalan dengan ajaran Islam.
Rasulullah SAW bersabda bahwa memulai perbuatan baik dalam Islam akan mendapatkan pahala (HR. Muslim).
Hadits ini menunjukkan bahwa Maulid Nabi merupakan perkara baru yang baik.
Rasulullah SAW sendiri berpuasa pada hari Senin sebagai bentuk syukur atas kelahirannya (HR. Muslim).
Ini menunjukkan bahwa peringatan Maulid Nabi adalah bentuk syukur umat Islam atas kelahiran beliau.
Imam Ahmad Ibn Hajar menyebutkan bahwa Maulid Nabi termasuk bid’ah hasanah yang mengandung kebaikan.
Asal usul peringatan Maulid tidak berasal dari kaum Salaf saleh, namun tetap dianggap baik.
Ibn Hajar juga menegaskan bahwa peringatan Maulid memiliki dasar dari dalil sahih.
Peringatan Maulid Nabi hendaknya dilakukan dengan hal-hal baik dan menjauhi keburukan.
Wallahu a’lam.