Monitorday.com – Doa Nabi Adam AS memohon ampun dikenal mustajab dan merupakan bentuk tobat.
Nabi Adam AS dan istrinya, Hawa, memanjatkan doa ini setelah melakukan kesalahan.
Kisah pertobatan mereka diceritakan dalam Al-Qur’an, khususnya dalam surah Al-Baqarah, Al-A’raf, dan Taha.
Imam Ibnu Katsir menjelaskan tobat Nabi Adam dalam kitab Qashash Al-Anbiyaa’, diterjemahkan oleh Dudi Rosyadi.
Allah SWT berfirman dalam surah Al-A’raf tentang penyesalan Nabi Adam dan Hawa.
Nabi Adam dan Hawa mengakui kesalahan mereka dan meminta ampunan dari Allah SWT.
Doa yang dibaca Nabi Adam AS adalah: “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.”
Doa ini terdapat dalam Al-Qur’an surah Al-A’raf ayat 23.
Poin-poin penting dalam doa tersebut, menurut Mausu’at Ad-Du’a karya Syaikh Hamid Ahmad Ath-Thahir Al-Basyuni, termasuk pengakuan sebagai Rabb.
Doa ini juga mencakup pengakuan atas kezaliman dan kepasrahan kepada Allah SWT.
Pengakuan dalam doa tersebut termasuk merugi jika Allah SWT tidak memberikan ampunan.
Allah SWT kemudian menerima tobat Nabi Adam AS.
Ayat Al-Qur’an yang menjelaskan penerimaan tobat Nabi Adam adalah surah Al-Baqarah ayat 37.
Dalam ayat tersebut, Allah SWT menerima tobat Nabi Adam setelah beliau mengikuti kalimat-kalimat yang diberikan oleh-Nya.
Doa Nabi Adam AS dan penerimaan tobatnya menjadi contoh penting dalam Islam.
Ini menunjukkan pentingnya pengakuan kesalahan dan permohonan ampunan kepada Allah SWT.
Nabi Adam AS merupakan contoh dari penyerahan diri dan pengharapan akan rahmat Allah.
Kesalahan yang dilakukan dan tobatnya menunjukkan prinsip dasar dalam hubungan manusia dengan Tuhan dalam Islam.
Kisah ini juga mengajarkan tentang keikhlasan dan ketulusan dalam memohon ampun.
Doa Nabi Adam AS yang mustajab menjadi pedoman bagi umat Islam dalam memohon ampunan Allah.