Monitorday.com – Sejarawan Islam A Ginanjar Sya’ban mengatakan Jannatul Ma’la merupakan tempat pemakaman bersejarah bagi umat muslim sejak masa kenabian.
“Istri nabi Muhammad, Siti Khadijah dan sejumlah sahabat nabi dimakamkan di sana,” kata Ginanjar kepada Republika.
Ulama asal Nusantara yang dimakamkan di Ma’la kebanyakan adalah para ulama yang menjadi guru besar di Makkah pada abad ke-19 Masehi.
“Sejak pra kemerdekaan Indonesia, sejumlah ulama besar Nusantara banyak dimakamkan di sana,” ujar Ginanjar.
Beberapa ulama nusantara yang dimakamkan di Ma’la adalah Syaikh Ahmad Khatib Sambas yang wafat tahun 1875.
Syaikh Nawawi Banten wafat pada tahun 1897.
Syaikh Junaid Betawi wafat pada akhir abad 19 M.
Syaikh Abdul Haq Banten wafat pada tahun 1903.
Syaikh Ahmad Khatib Minangkabau wafat pada tahun 1916.
Syaikh Abdul Hamid Kudus wafat pada tahun 1916.
Syaikh Mahfuzh Tremas wafat pada tahun 1920.
Syaikh Mukhtar Bogor wafat pada tahun 1930.
Syaikh Umar Sumbawa wafat pada tahun 1930-an.
Syaikh Abdul Qadir Mandailing wafat pada tahun 1956.
“Hingga generasi ulama besar asal Nusantara yang menjadi guru besar di Makkah yakni Syaikh Yasin Padang yang wafat tahun 1990 merupakan guru dari KH Maimoen Zubair,” ungkap Ginanjar.
Al Ma’la terbentang di dataran tinggi bukit Jabal As-Sayyidah.
Al Ma’la terletak di perkampungan Al-Hujun yang tidak jauh dari Masjidil Haram.
Jaraknya sekitar 1,1 km dari utara Masjidil Haram.