Monitorday.com – Pakaian panjang semata kaki yang kini dikenal dengan gamis telah digunakan selama belasan abad.
Pria muslim ramai-ramai mengenakan pakaian ini sejak 600 Masehi.
Pada masa tersebut, gamis dikenal dengan nama thawb.
Pada masa Kekhalifahan Umayyah, para desainer mulai membuat thawb dengan motif atau garis.
Orang-orang kaya pada waktu itu membeli pakaian dari kain damask dan sutra bermotif.
Orang-orang kurang berpunya mengenakan bahan yang lebih murah, seperti wol.
Pria muslim kala itu sering menutupi kepalanya dengan sorban.
Wanita muslim mengenakan jilbab atau cadar untuk menutupi wajah mereka.
Tradisi berpakaian seperti ini berkembang pada awal peradaban Islam.
Kaum muslim berpakaian sopan dan menutupi tubuh mereka.
Memakai pakaian yang menjuntai tanah dianggap tidak sopan.
Kain yang digunakan untuk pembuatan gamis menyesuaikan kondisi cuaca.
Kota-kota seperti Baghdad memiliki cuaca yang panas dan kering.
Linen, katun, dan wol adalah kain yang umum digunakan.
Perdagangan membawa kain baru, seperti sutra dari China, ke peradaban Islam.
Thawb menjadi pakaian tradisional di Arab dan negara-negara Timur Tengah.
Pada masa Kekhalifahan Abbaisyah, warna hitam menjadi warna populer.
Rasulullah SAW suka mengenakan gamis.
Lengan baju gamis Rasulullah SAW sampai pergelangan tangan.
Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk memakai pakaian berwarna putih.