Monitorday.com – Di antara ulama legendaris dari Minangkabau adalah Syekh Sulaiman ar-Rasuli, yang lahir pada 1871 di Candung, Sumatra Barat.
Ayahnya, Angku Muhammad Rasul, adalah seorang ahli agama Islam.
Ia hidup sezaman dengan mubaligh kenamaan seperti Haji Abdul Latif Syakur dan KH Hasyim Asy’ari.
Guru-gurunya antara lain Syekh Muhammad Arsyad, Tuanku Sami’ Ilmiah, dan Syekh Abdussalam.
Pada 1903, Sulaiman pergi ke Makkah untuk haji dan menuntut ilmu dari Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi.
Pada 1907, Syekh Sulaiman kembali ke Tanah Air dan mengamalkan ilmu melalui surau.
Surau merupakan lembaga pendidikan tradisional di Sumatra Barat, mirip pesantren di Jawa.
Surau yang didirikan Syekh Sulaiman dinamakan Surau Baru, dan dia dijuluki Inyiak Canduang.
Syekh Sulaiman berjasa dalam mereformasi pendidikan di Sumatra Barat.
Ia mengubah metode halaqah menjadi model jenjang kelas seperti sekolah modern.
Pada 1917, dia menjadi kepala kadi, dan tahun berikutnya bergabung dengan Sarekat Islam.
Syekh Sulaiman menjadi ketua cabang Baso, Agam, di Sarekat Islam.