Seringkali kita cenderung mengabaikan risiko yang dapat datang kapan saja dalam kehidupan kita, seperti kerugian akibat penurunan nilai investasi atau bahkan potensi kebangkrutan yang bisa mengancam uang yang telah kita tabungkan. Terlalu sering, kita terjebak dalam orientasi pada angka-angka dan data yang melenakan akal sehat kita.
Namun, ada satu jenis investasi yang sering terlupakan, bahkan dihindari, oleh banyak orang karena sifatnya yang tidak langsung memberikan imbal hasil. Investasi ini adalah investasi akhirat, yang mencakup sedekah dan infaq.
Kita sering melihat bukti manusia yang terlalu rakus terhadap harta dunia. Mengapa hal ini terjadi? Karena manusia cenderung mencari hasil yang cepat (instant gratification) daripada sesuatu yang mungkin tidak terlihat secara fisik, yang kita sebut sebagai “tangan Tuhan.” Padahal, investasi akhirat ini sangat baik bagi kita semua. Yang pasti, investasi ini tidak pernah merugi.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran, “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.” (Qs. Al-Baqarah:261)
Sungguh, itu adalah peluang yang luar biasa, bukan? Lalu, apa yang menghentikan kita untuk bersedekah di jalan Allah, wahai anak Adam? Mari kita merenungkan firman Allah lainnya, “Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang Diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya, mengira bahwa (kikir) itu baik bagi mereka, padahal (kikir) itu buruk bagi mereka. Apa (harta) yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan (di lehernya) pada hari kiamat. Milik Allah-lah warisan (apa yang ada) di langit dan di bumi. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Qs. Ali Imran: 180)
Anak Adam, harta yang kita peroleh hanyalah titipan untuk digunakan sebagai modal berbagi kebaikan. Sikap kikir, tamak, dan pelit adalah tindakan yang berlebihan dalam upaya menahan harta yang sebenarnya tidak sepenuhnya milik kita. Ingatlah, semuanya hanyalah titipan, dan suatu hari Pemiliknya akan meminta pertanggungjawaban.
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Dan orang-orang yang bakhil (kikir) itu jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga dan dekat pula pada neraka” (HR. At-Tirmidzi).
Mari kita menjadikan investasi akhirat sebagai prioritas kita, sehingga kita dapat menjaga agar Allah selalu dekat dan melimpahkan rahmat-Nya kepada kita. Landasilah investasi ini dengan sikap ikhlas, karena keikhlasan kita akan menjadi sayap-sayap keberkahan bagi mereka yang menerima sedekah kita, dan pahala yang akan kita dapatkan juga akan berlipat ganda.