Monitorday.com – Iran memperluas latihan militer untuk melindungi dua fasilitas nuklir di bagian barat dan tengah negara itu, lapor media pemerintah.

Latihan tersebut, yang diberi nama Eqtedar atau kekuatan dalam bahasa Parsi, dimulai pekan lalu dan dijadwalkan akan berlangsung sampai pertengahan Maret.

Peserta latihan antara lain tentara angkatan darat dan anggota Korps Garda Revolusi Iran.

Hari Selasa (7/1/2025), Garda Revolusi mengumumkan latihan tersebut awalnya hanya fokus pada fasilitas pengayaan nuklir Natanz di bagian tengah Iran.

“Latihan sekarang sedang digelar di fasilitas-fasilitas nuklir Fordow dan Khondab,” di bagian tengah dan barat Iran, lapor stasiun televisi pemerintah hari Ahad (12/1/2025) seperti dilansir AFP.

Latihan tersebut melibatkan unit misil dan radar, unit peperangan dan intelijen siber, serta komando pengintaian, yang melakukan serangan ofensif maupun defensif.

Iran dalam beberapa tahun terakhir telah meningkatkan produksi uranium yang diperkaya, dan merupakan satu-satunya negara non-senjata nuklir yang memiliki uranium yang diperkaya hingga 60 persen, menurut International Atomic Energy Agency (IAEA).

Diperlukan pengayaan uranium hingga 90 persen untuk bisa dipergunakan sebagai senjata nuklir.

Iran dijadwalkan melakukan perundingan nuklir dengan Prancis, Inggris, dan Jerman pada tanggal 13 Januari di Swiss.

Latihan militer ini menunjukkan komitmen Iran untuk mempertahankan fasilitas nuklirnya.

Peningkatan aktivitas militer ini juga mencerminkan ketegangan yang terus berlanjut di kawasan.

Iran berusaha menunjukkan kekuatan dan kesiapan dalam menghadapi potensi ancaman.

Latihan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pertahanan Iran terhadap serangan.

Fasilitas nuklir Iran menjadi fokus perhatian internasional terkait program nuklirnya.

Perundingan mendatang di Swiss diharapkan dapat membahas isu-isu terkait program nuklir Iran.

Latihan ini juga menjadi sinyal bagi negara-negara lain tentang ketegasan Iran dalam menjaga kedaulatan dan keamanan nasionalnya.