Monitorday.com – Di balik ketegangan yang terjadi di Timur Tengah, Iran diam-diam ternyata telah mengembangkan kecerdasan buatan yang disebut-sebut lebih canggih dari China dan Amerika Serikat.
Ada banyak laporan yang mendukung klaim tersebut, salah satunya dari laporan Microsoft yang dirilis Rabu [14/2] silam. Laporan tersebut menyebut, Mucrosoft telah melacak keberadaan sebuah kelompok peretas yang terafiliasi dengan intelijen militer Rusia, Garda Revolusi Iran, China, dan Korea Utara.
Mereka, kata Microsoft, telah menggunakan perangkat kecerdasan buatan [Ai] yang dikembankan microsoft melalui OpenAi untuk mengembangkan kemampuannya dan melngelabui korbannya.
Pemimpin tertinggi Iran, Ali Khamenei sendiri pernah mengingatkan betapa pentingnya kecerdasan buatan bagi kekuasaan negara saat ini. “Sekadar menjadi pengguna teknologi Ai saja tidak cukup. Keuntungan sesungguhnya terletak pada penguasaan lapisan-lapisan terdalam teknologi Ai, yang masih di tangan orang lain,” kata Khamenei, Selasa [27/8] dilansir Al-Mayadeen.
Khamenei juga bilang, penggunaan Ai sebagai salah stau teknologi militer Iran tak akan cukup, tetapi juga harus menguasai semua teknologinya. Ia memperingatkan, kegagalan menguasai Ai bisa berakibat fatal pada kekuasaan negara.
”Jika Anda gagal menyediakan lapisan AI yang mendalam dan beragam, para pencari kekuasaan dunia akan mendirikan badan AI dan kemudian mencegah Anda melintasi batas-batas mereka,” tambahnya.
Meski begitu, Khamenei juga menyerukan agar ada regulasi yang mengatur dunia maya. Bagi dia, kebutuhan tesebut mendesak untuk mengendalikan situasi apa pun yang dapat terjadi karena Ai.
“Ruang siber harus menjadi pusat hukum, maka itu akan menjadi sebuah peluang. Jika Anda tidak memiliki undang-undang untuk ini, buatlah undang-undang dan kendalikan situasi sesuai dengan undang-undang tersebut. Seluruh dunia melakukan ini,” tambah Khamenei.
Ia menukil penangkapan CEO Telegram, Pavel Durov, oleh otoritas Prancis baru-baru ini. Ia ditangkap karena melanggar aturan negara soal teknologi internet.
“Jika kita dapat menegakkan hukum di dunia maya, maka dunia maya akan menjadi peluang bagi negara, jika tidak, dunia maya dapat menjadi ancaman,” kata Khamenei.
Di tengah pandangan dunia yang sering memandang Iran sebagai negara bermasalah, kecerdasan buatan bisa menjadi senjata baru kekuatan global. Namun Ai, bukan sekadar alat teknologi, ia menciptakan tatanan baru dalam perebutan kekuasaan dunia.
Satu hal yang perlu dicatat, dalam permainan kekuasaan global yang makin didorong teknologi, hanya mereka yang mampu menguasai Ai hingga ke lapisan terdalam yang bakal bertahan di puncak.
Seperti kata Khamenei, “Menguasai Ai bukan pilihan—itu kebutuhan.” Pertanyaannya, siapkah dunia menghadapi lompatan Iran di bidang ini?