Monitorday.com – Kesepakatan gencatan senjata dengan Lebanon dinilai tidak akan menghadapi banyak penolakan di kabinet Israel.
Langkah ini memungkinkan militer Zionis mengalihkan fokus penuh pada perang di Gaza, menurut pengamat politik Palestina.
Pemerintah Israel disebut memiliki tujuan utama membangun pemukiman baru di Gaza.
Tidak ada diskusi tentang kesepakatan penyanderaan di Gaza, tetapi persiapan pemukiman terlihat jelas di lapangan.
Pengamat lain, Ori Goldberg, menyebut kesepakatan dengan Hizbullah mungkin tidak mendapat dukungan dari warga Israel.
Warga yang mengungsi dari Israel utara, sekitar 80.000 orang, merasa belum cukup aman untuk kembali ke rumah.
Mereka yakin satu-satunya cara kembali adalah dengan menghancurkan Hizbullah, sesuai narasi pemerintah.
Goldberg menilai kesepakatan ini, jika terwujud, tidak akan memberikan keuntungan bagi pihak manapun.
Meskipun negara Israel dapat menerima gencatan senjata, warga di wilayah utara tetap merasa tidak aman.
Goldberg menambahkan bahwa langkah ini lebih menguntungkan Netanyahu daripada warga Israel.
Kesepakatan ini mencerminkan prioritas politik yang tidak sepenuhnya sejalan dengan kepentingan masyarakat.
Situasi di Gaza menunjukkan fokus Israel pada penguasaan wilayah melalui pemukiman baru.
Warga Israel utara menghadapi ketidakpastian meski ada potensi kesepakatan dengan Hizbullah.
Narasi keamanan negara memperkuat keyakinan bahwa konflik dengan Hizbullah harus dituntaskan.
Kesepakatan ini dianggap solusi sementara yang tidak menyelesaikan akar masalah keamanan.
Ketegangan tetap tinggi di antara warga Israel utara di tengah konflik yang berlanjut.