Monitorday.com – Lebih dari 250 hari sejak agresi Israel terhadap Palestina di Gaza, tentara pendudukan Israel mulai mengungkap masalah yang membunuh para tentaranya serta faktor lain yang membatasi kemampuan mereka untuk mencapai tujuan.
Dalam artikel bertajuk “The Occupation Army Is Being Affected Seriously By Suicide, Low Morale And Mental Illness” yang diterbitkan Middle East Monitor, kolumnis Aziz Mustafa membahas meningkatnya kasus bunuh diri, masalah psikologis serius, dan moral yang rendah.
Gangguan stres pascatrauma (PTSD) adalah masalah nyata di kalangan tentara Israel.
Tentara telah membuka penyelidikan terhadap fenomena bunuh diri di kalangan tentaranya karena mereka tidak mampu mengatasinya dengan baik.
Ini adalah gejala dari penyakit mental yang semakin banyak mempengaruhi tentara Israel, bukan hanya di kalangan lainnya.
Seorang letnan kolonel telah melakukan bunuh diri, dan kepala Pusat Studi Bunuh Diri dan Sakit Mental Lior Tsfaty, Profesor Yossi Levi-Belz, menyatakan masalah ini mengejutkan karena mereka tidak terbiasa dengan hal itu selama pertempuran.
Pihak militer menolak mempublikasikan nama-nama tentara dan perwira yang bunuh diri dan merahasiakannya.
Namun demikian, dari 1973 hingga 2024, 1.227 tentara Israel melakukan bunuh diri berdasarkan catatan resmi, meskipun jumlah sebenarnya diyakini lebih tinggi.
Beberapa pihak mengklaim bahwa tentara menutup-nutupi jumlah sebenarnya.
Keinginan untuk berperang telah runtuh meskipun kehancuran terjadi di Gaza.
Moralitas tentara Israel menurun drastis.
Banyak tentara yang enggan bertugas di wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Gaza, mengindikasikan potensi keruntuhan pasukan cadangan Israel dalam waktu dekat.