Monitorday.com – Presiden Joko Widodo mengimbau masyarakat untuk menjauhi perjudian, baik offline maupun online, karena tidak hanya mempertaruhkan uang tetapi juga masa depan.
“Saya ingin sampaikan secara khusus, jangan berjudi, baik offline maupun online,” kata Presiden Jokowi dalam keterangan pers mengenai bahaya judi online di Istana Merdeka, seperti terlihat dalam tayangan video Sekretariat Presiden, Rabu (12/5).
Presiden mengajak masyarakat yang memiliki rezeki lebih untuk menabung atau menginvestasikan dalam usaha, daripada berjudi.
Menurutnya, banyak kasus di mana harta seseorang habis dan bahkan berujung pada perceraian karena perjudian.
Presiden menegaskan bahwa judi dapat memicu kejahatan dan kekerasan, bahkan hingga menimbulkan korban jiwa.
“Judi itu bukan hanya mempertaruhkan uang, tetapi juga masa depan diri sendiri, keluarga, dan anak-anak kita,” tegasnya.
Pemerintah, lanjut Presiden, serius dalam memberantas perjudian online. Hingga kini, lebih dari 2,1 juta situs judi online telah ditutup oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Selain itu, satgas judi online lintas kementerian juga akan segera dibentuk untuk mempercepat pemberantasan judi online.
Presiden menambahkan bahwa judi online merupakan kejahatan transnasional yang melibatkan lintas negara dan otorisasi.
Menurutnya, pertahanan terpenting adalah dari masyarakat Indonesia sendiri.
“Saya mengajak seluruh tokoh agama, tokoh masyarakat, dan masyarakat luas untuk saling mengingatkan, mengawasi, dan melaporkan jika ada indikasi tindakan judi online,” ujar Presiden.
Pernyataan ini juga berkaitan dengan meningkatnya kasus kejahatan terkait judi online, termasuk kasus Polwan Briptu FN yang membakar suaminya Briptu RDW di Mojokerto karena uang belanja yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan keluarga dihabiskan untuk judi online.