Monitorday.com – Panglima Militer Joseph Aoun resmi terpilih sebagai Presiden Lebanon melalui pemungutan suara di parlemen yang digelar Kamis (9/1).
Pemilihan ini mengakhiri kekosongan kursi kepresidenan yang telah berlangsung selama dua tahun terakhir.
Aoun meraih suara mayoritas pada putaran kedua pemungutan suara setelah pada putaran pertama hanya memperoleh 71 suara, kurang 15 suara dari total 86 yang dibutuhkan.
Dalam putaran kedua, Aoun berhasil mendapatkan dukungan mayoritas anggota parlemen, mengukuhkannya sebagai pemimpin baru Lebanon.
“Sebuah fase baru dalam sejarah Lebanon dimulai hari ini,” ujar Aoun dalam pidatonya usai mengucapkan sumpah jabatan, seperti dikutip dari AFP.
Sebagai presiden, Joseph Aoun menghadapi sejumlah tantangan berat, termasuk mengawasi gencatan senjata di perbatasan Israel, menunjuk perdana menteri baru, dan memimpin reformasi untuk menyelamatkan Lebanon dari krisis ekonomi yang parah.
Dalam pidatonya, Aoun berjanji untuk menjaga kedaulatan Lebanon dan memastikan bahwa negara memiliki “monopoli” atas senjata. Pernyataan ini muncul setelah konflik antara Israel dan Hizbullah yang memanas pada akhir 2024 lalu.
Terpilihnya Aoun sebagai presiden mendapat sambutan dari komunitas internasional, termasuk Israel dan Iran.
Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, menyampaikan harapan agar kepemimpinan Aoun dapat membawa stabilitas di kawasan.
“Saya berharap pilihan ini akan memberikan kontribusi bagi stabilitas, masa depan yang lebih baik bagi Lebanon dan rakyatnya, serta hubungan bertetangga yang baik,” tulis Saar melalui akun X (sebelumnya Twitter).
Sementara itu, Kedutaan Besar Iran di Beirut juga memberikan ucapan selamat kepada Aoun.
“Kami mengucapkan selamat kepada Lebanon atas terpilihnya Jenderal Joseph Aoun. Kami berharap dapat bekerja sama di berbagai bidang yang melayani kepentingan bersama negara kita,” tulis Kedubes Iran melalui cuitan resminya.
Joseph Aoun menjadi panglima militer kelima yang menjabat sebagai presiden Lebanon, menambah daftar panjang keterlibatan militer dalam politik negara tersebut.
Dengan latar belakangnya sebagai pemimpin militer, Aoun diharapkan dapat membawa stabilitas politik dan keamanan di tengah situasi domestik dan regional yang penuh tantangan.
Pemilihan ini menjadi langkah awal yang krusial bagi Lebanon dalam memulihkan stabilitas politik setelah dua tahun kekosongan kepemimpinan.
Semua mata kini tertuju pada bagaimana Aoun akan memimpin negara dalam menghadapi krisis ekonomi, konflik geopolitik, dan kebutuhan akan reformasi struktural.