Monitorday.com – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti mendorong kualitas pendidikan yang inklusif dan berkeadilan. Melalui visi ‘Pendidikan Bermutu untuk Semua’, ia berupaya menjalankan agenda pembangunan sumber daya manusia unggul yang menjadi prioritas nasional.
Dalam mewujudkan layanan pendidikan yang berkualitas, Abdul Mu’ti menginisiasi pendekatan organisasi yang berprinsip RAMAH (Responsif, Akuntabel, Melayani, Adaptif, dan Harmonis).
“Prinsip ini diterapkan untuk memastikan kementerian tanggap terhadap dinamika dan kebutuhan masyarakat, transparan dalam pengelolaan, melayani dengan sepenuh hati, adaptif terhadap tantangan masa depan, serta membangun hubungan kerja yang harmonis,” tulis keterangan resmi Kemendikdasmen di Jakarta, (30/01).
“Inisiatif-inisiatif strategis yang dilakukan ini mencerminkan komitmen Kemendikdasmen untuk membangun pendidikan yang lebih baik, adil, dan merata. Kebijakan yang diterapkan tidak hanya menjawab tantangan hari ini, tetapi juga dirancang untuk mempersiapkan generasi masa depan Indonesia yang unggul,” sambungnya.
Mendikdasmen melakukan peluncuran Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat sebagai inisiatif utama. Program ini bertujuan untuk menanamkan kebiasaan positif sejak dini, mulai dari bangun pagi hingga tidur cepat.
Demi keberhasilannya, Mendikdasmen membutuhkan peran aktif dari berbagai lapisan masyarakat baik orang tua, guru, hingga tokoh agama dan budaya.
Upaya lain juga dilakukan dengan meningkatkan kualitas para guru di Indonesia. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengadakan pelatihan bimbingan konseling untuk guru kelas di jenjang sekolah dasar.
“Hingga akhir 2024, pelatihan telah menyasar sebanyak 1.021 guru. Pada 2025 pelatihan dilanjutkan dan menargetkan lebih dari 22 ribu guru. Pelatihan ini dirancang untuk mendukung pengembangan bakat dan minat siswa, pencegahan kekerasan, serta penguatan pendidikan nilai di sekolah,” tutur Kemendikdasmen.
Selain itu, Abdul Mu’ti telah mengumumkan alokasi anggaran sebesar Rp 33,4 triliun di antaranya untuk mendukung tunjangan profesi bagi guru ASN dan non-ASN. Anggaran tersebut dialokasikan untuk meningkatkan kesejahteraan.
Kemudian, dilakukan percepatan sertifikasi pendidik melalui kelulusan PPG pada November hingga Desember 2024 yang berhasil mencakup 605.650 guru dan calon guru.
Kemendikdasmen juga telah mengeluarkan Peraturan Mendikdasmen Nomor 1 Tahun 2025 untuk memastikan distribusi guru berkualitas hingga ke pelosok negeri. Sehingga, akses pendidikan bermutu dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Mulai 2025, dilakukan penyederhanaan sistem pengelolaan kinerja guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah. Langkah para pendidik dapat lebih fokus pada tugas utama mereka tanpa terbebani tugas administratif yang berlebihan.
Di bidang teknologi, transformasi digital pendidikan menjadi salah satu fokus utama. Pada Selasa (21/1/2025) telah dilakukan peluncuran platform Rumah Pendidikan.
Melalui aplikasi tersebut ada lebih dari 950 layanan pendidikan yang terintegrasi dalam satu ekosistem digital. Inisiatif ini diharapkan dapat memberikan kemudahan akses bagi siswa, guru, dan orang tua untuk mendapatkan informasi serta layanan pendidikan.
Sarana dan prasarana juga menjadi prioritas bagi Kemedikdasmen. Mulai 2025, renovasi sekolah dikelola dengan sistem swakelola, memastikan pengelolaan yang lebih efisien dan sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
Di sisi lain, untuk menyempurnakan sistem evaluasi saat ini, inovasi dalam asesmen pendidikan tengah dipersiapkan. Melalui konsep baru yang dirancang dapat mengukur capaian belajar murid. Pendekatan ini dirancang lebih holistik, sehingga mengurangi tekanan psikologis pada siswa dan lebih relevan dengan kebutuhan pembelajaran masa kini.
Selanjutnya, Kemendikdasmen juga melakukan penguatan kedaulatan Bahasa Indonesia melalui program ‘Bangga, Maju, dan Mahir Bahasa Indonesia’. Pada Bulan Bahasa 2024 menjadi langkah strategis untuk memperkokoh identitas nasional sekaligus meningkatkan kompetensi berbahasa siswa.