Monitorday.com – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa kawasan industri Weda Bay di Maluku Utara merupakan fasilitas pengolahan industri yang ramah lingkungan.
Hal ini disampaikan kepada 150 investor Australia dalam acara Indonesia-Australia Business Summit di Melbourne, sambil mengundang mereka untuk melihat langsung kawasan tersebut.
“Jika ada yang mengatakan kalau kawasan industri kami tidak ramah lingkungan, saya akan bawa bapak ibu semua ke kawasan industri Weda Bay di Maluku Utara,” ujar Bahlil dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (14/5).
Bahlil menambahkan bahwa kawasan industri Weda Bay berkontribusi pada ekspor sebesar 12 miliar dolar AS untuk sektor hilirisasi mineral, menunjukkan potensi besar Indonesia dalam investasi ekonomi hijau.
Bahlil mengajak para investor Australia dan negara maju lainnya untuk lebih banyak berinvestasi di sektor ekonomi hijau di negara berkembang, karena populasi negara berkembang mencakup 2/3 dunia.
“Hanya 1/5 dari investasi pada energi hijau yang mengalir ke negara berkembang. Padahal 2/3 dari penduduk dunia hidup di negara berkembang,” katanya.
Sementara itu, peserta IABS 2024 dari Australia-Indonesia Business Council, Geoffrey Gold, menyatakan adanya peluang bisnis besar berkat hubungan diplomatik yang baik antara Australia dan Indonesia, yang dapat membuat investor nyaman untuk bekerja sama.
“Kami ingin melihat sektor pertambangan dan mineral, kerja sama saling menguntungkan. Saya harap kedua pemerintah dapat mendukung hal tersebut. Diharapkan, Indonesia semakin terbuka kepada investasi dari Australia, sebagaimana Australia terbuka bagi investor Indonesia,” ujar Geoffrey.
Data dari Kementerian Investasi/BKPM menunjukkan bahwa pada tahun 2023, Australia menempati peringkat ke-10 sebagai sumber penanaman modal asing terbesar bagi Indonesia dengan realisasi investasi mencapai 0,5 miliar dolar AS.
Pada triwulan pertama 2024, Australia masih berada di peringkat ke-10 dengan realisasi investasi sebesar 172,3 juta dolar AS. Tiga sektor utama penyumbang investasi terbesar dari Australia adalah pertambangan (65,4 persen), hotel dan restoran (7,6 persen), serta jasa lainnya (6,4 persen).