Monitorday.com – Guna memperkuat literasi digital masyarakat, Kemenkominfo menginisiasi Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). Gerakan ini dibangun salah satunya dengan kolaborasi dengan Dharma Pertiwi dan keluarga besar TNI (KBT).
Melalui kolaborasi yang tercipta antara Kemenkominfo dengan KBT, diharapkan para anggota tidak hanya cakap digital namun kedepannya dapat menjadi pegiat literasi digital. KBT dapat menjadi corong amplifikasi untuk pemerataan literasi digital di seluruh Indonesia, termasuk di daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T).
Dalam peluncuran gerakan ini, Menteri Budi Arie mengatakan risiko yang seringkali muncul di era serba internet ini adalah derasnya persebaran informasi yang terkadang tidak selalu positif, tetapi juga negatif. Hal-hal semacam itu patut diwaspadai oleh seluruh pengguna internet.
“Pengguna internet secara global pada tahun 2022 mencapai 5.16 milyar orang, sementara di Indonesia sendiri, penetrasi internet mencakup 78% dari total penduduk. Kondisi ini membawa beragam peluang, juga tantangan dan resiko yang kemungkinan muncul,” kata Budi.
Sejalan dengan yang disampaikan oleh Menkominfo, Ketua Umum Dharma Pertiwi Vero Yudo Margono yang hadir dalam kegiatan tersebut turut menyuarakan hal yang sama. Vero menuturkan pentingnya kegiatan literasi digital agar membuat masyarakat semakin melek digital.
“Literasi digital memiliki prinsip dasar, manfaat, dan tantangan kecakapan pengguna yang mencakup kemampuan untuk menemukan, mengerjakan, mengevaluasi, menggunakan serta memanfaatkannya dengan tepat guna,” jelasnya.
Vero mewakili Dharma Pertiwi memberikan apresiasi terhadap berlangsungnya kegiatan Peluncuran Literasi Digital kepada KBT yang dilaksanakan selama dua hari berturut-turut dari 19 hingga 20 Oktober 2023 dengan masing-masing 350 peserta offline dan 5000 peserta online dengan tema Dharma Pertiwi Jelajahi Dunia Digital dengan Bijak.
“Saya ingin menyampaikan beberapa hal untuk jadi perhatian kita semua, salah satunya pedomani empat pilar literasi digital dalam bermedia sosial, serta pahami perangkat keras dan lunak dalam sistem operasi digital” ungkapnya.
Sebagai anggota Dharma Pertiwi dan pendamping anggota TNI, lanjut Vero, kita dituntut untuk melek dengan perkembangan teknologi dan bermedia sosial dengan bijak. Ibu-ibu dapat mengawasi dan mendampingi anak-anaknya dalam penggunaan gadget dengan senantiasa mengedepankan etika guna menjaga nama baik instansi dan pribadi. Tidak hanya itu, netralitas TNI menjelang waktu kampanye pun patut dijaga.
“Sebagai istri, kita juga dituntut untuk menjaga netralitas prajurit TNI dengan memberi dukungan sepenuhnya ke hal-hal positif serta tidak memberikan komentar bermuatan hasil quick count yang mulai dikeluarkan oleh lembaga survei,” pungkasnya.
Kegiatan Peluncuran Literasi Digital kepada KBT merupakan upaya Tim Literasi Digital sektor Masyarakat Umum Direktorat Pemberdayaan Informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika untuk meningkatkan pengetahuan digital anggota KBT dengan empat pilar literasi digital.
Upaya ini merupakan bagian dari target 50 juta masyarakat Indonesia terpapar literasi digital hingga tahun 2024 mendatang.