Monitorday.com – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perluasan pasar dan peningkatan kapasitas industri kecil menengah (IKM) di sektor kerajinan logam, guna meningkatkan daya saing industri ini baik di dalam negeri maupun global.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (29/6), menyatakan bahwa perluasan pasar ini sangat penting untuk menghadapi dinamika ekonomi global yang memengaruhi pasar ekspor.
Reni menjelaskan bahwa untuk meningkatkan daya saing, Kemenperin telah melaksanakan berbagai program pembinaan bagi IKM kerajinan logam. Salah satu upayanya adalah pendampingan dalam automasi proses produksi, seperti yang dilakukan di sentra kerajinan di Tumang, Boyolali, Jawa Tengah.
“Kami membantu mengatasi masalah dalam proses produksi, khususnya dalam pembentukan pola atau tekstur pelat tembaga yang masih dilakukan secara manual, sehingga mengurangi efektivitas dan produktivitas pekerja, terutama untuk produk dengan permintaan pasar yang tinggi,” ujar Reni.
Reni menambahkan bahwa program automasi ini membantu IKM di Boyolali meningkatkan kapasitas produksi, mengoptimalkan waktu kerja, dan mengurangi jumlah material yang terbuang.
Dengan demikian, kemampuan pelaku IKM kerajinan logam untuk melakukan ekspansi pasar, baik domestik maupun internasional, dapat meningkat.
“Intervensi teknologi melalui automasi proses produksi, seperti mesin pembuat tekstur pelat tembaga, diharapkan dapat dimanfaatkan oleh IKM kerajinan logam di Tumang maupun di sentra kerajinan logam lainnya di seluruh Indonesia untuk beralih ke proses produksi yang lebih efektif dan efisien,” tambah Reni.
Kemenperin juga mencatat bahwa pada tahun 2023, nilai tambah industri kreatif mencapai Rp1.414,8 triliun, tumbuh 10,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.280,42 triliun. Sektor fesyen dan kerajinan memberikan kontribusi terbesar, mencapai total 33 persen dari nilai tersebut.