Monitorday.com – Para pendukung PSG membentangkan spanduk bertuliskan “Bebaskan Palestina” dalam pertandingan Liga Champions melawan Atletico Madrid.
Aksi ini dilakukan menjelang laga antara Timnas Prancis dan tim entitas “Israel” di Paris.
Spanduk tersebut menampilkan Dome of Rock dari kompleks Masjid al-Aqsa di Baitul Maqdis.
Terdapat juga bendera Palestina yang robek dengan noda merah serta gambar anak dengan kemeja bendera Lebanon.
Huruf “i” pada kata “Free Palestine” diganti dengan gambar peta Palestina yang diduduki.
Di bawahnya terdapat pesan berbunyi, “Perang di lapangan, tetapi perdamaian di dunia.”
Selama pertandingan, suporter membentangkan pesan lain yang menanyakan tentang nilai kehidupan anak-anak di Gaza.
PSG menyatakan tidak mengetahui sebelumnya tentang aksi dari para pendukungnya tersebut.
Pada tahun 2023, Celtic FC didenda €17.500 karena penggemarnya mengibarkan bendera Palestina di Liga Champions.
FIFA dan UEFA sebelumnya menangguhkan Rusia dari semua kompetisi setelah dimulainya perang di Ukraina.
Namun, meski ada banyak seruan, tindakan serupa belum diterapkan terhadap “Israel” atas perang di Gaza.
Banyak penggemar sepak bola menyerukan dukungan untuk Palestina di berbagai pertandingan internasional.
Aksi dukungan seperti ini sering menjadi sorotan dalam dunia sepak bola Eropa.
Pendukung sepak bola kerap menggunakan stadion sebagai wadah menyuarakan solidaritas terhadap Palestina.
Beberapa klub dan fans memandang sepak bola sebagai sarana protes terhadap ketidakadilan global.
Aksi para pendukung PSG menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Pihak keamanan biasanya meningkatkan pengawasan untuk mencegah aksi politik di stadion.
Namun, aksi PSG menunjukkan bahwa fans tetap membawa pesan politik dalam acara olahraga.
Tanggapan publik atas aksi tersebut bervariasi, ada yang mendukung dan ada yang menentang.
Kasus ini mencerminkan bahwa olahraga dan politik kadang sulit dipisahkan, terutama terkait isu Palestina.