Monitorday.com – Kementerian Koperasi dan UKM bersama Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) sedang menjajaki peluang kerja sama dengan sejumlah investor China yang tergabung dalam The Changsha E-Commerce Association.
Tujuan kerja sama ini adalah untuk mendorong pengembangan UMKM berbasis teknologi.
Herbert Siagian, Staf Ahli Menteri Bidang Produktivitas dan Daya Saing Kemenkop UKM, dalam siaran pers di Jakarta pada Senin, menyatakan bahwa potensi kerja sama ekonomi antara Indonesia dan China sangat besar, khususnya dalam pengembangan UMKM.
“Saya berharap dalam pertemuan ini akan ada peluang kerja sama antara Indonesia dan China dalam pemberdayaan UMKM, khususnya melalui teknologi, untuk mendorong pertumbuhan dan pembangunan ekonomi,” kata Herbert saat menerima delegasi The Changsha E-Commerce Association di Jakarta.
Herbert berharap kerja sama antara Hippindo dan The Changsha E-Commerce Association dapat ditindaklanjuti dengan memastikan keterlibatan UMKM dalam rantai pasok global.
“Berbagai kebijakan dan program untuk kemajuan UMKM di Indonesia telah kami terapkan, termasuk menjadikan UMKM bagian dari rantai pasok global, memperluas jaringan pemasaran (ekspor), mengalokasikan pengeluaran pengadaan pemerintah untuk UMKM, dan memperkuat kemitraan bisnis,” ujarnya.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), total nilai ekspor Indonesia ke China sepanjang 2023 mencapai 258,82 miliar dolar AS, dengan komoditas utama meliputi bahan bakar mineral, lemak hewan/nabati, besi dan baja, serta mesin dan peralatan elektronik.
Herbert menyebut China sebagai negara maju dalam aspek infrastruktur, industri manufaktur, dan sektor pertanian, sehingga banyak peluang kerja sama yang bisa dijalin oleh kedua negara.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah mengajak pelaku usaha di Indonesia memanfaatkan program alokasi 40 persen belanja pemerintah melalui Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), karena potensi pasar yang bisa diraih oleh UMKM sangat besar.
Budihardjo juga mengajak The Changsha E-Commerce Association untuk memanfaatkan program tersebut dengan mendirikan perusahaan di Indonesia dan memenuhi aturan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN).
Ia juga mengundang calon investor China untuk segera merencanakan pembangunan pabrik atau industri di Indonesia karena potensi pasar yang sangat besar.
“Kita butuh vendor dan pabrik untuk memenuhi pasar domestik dan kemudian diekspor. Pasar domestik kita sangat besar, jika mampu memenuhi TKDN, peluangnya luar biasa,” ujar Budihardjo.
President of The Changsha E-Commerce Association, Wang Yingping, mengapresiasi niat baik dari Kemenkop UKM dan Hippindo untuk kerja sama bisnis. Menurutnya, ini adalah peluang baik bagi pelaku bisnis di China untuk memaksimalkan pertumbuhan mereka.
“Anggota kami ada lebih dari 300 dari berbagai sektor. Kedatangan kami ke sini adalah untuk melakukan konsultasi kebijakan, saling belajar, mengenal, dan menggali potensi yang ada,” kata Wang.
Wang berharap dapat menghasilkan komitmen kerja sama yang memperkuat hubungan bilateral kedua negara.