Monitorday.com – Konflik antara Israel dan Palestina semakin memanas dan meluas setelah terbunuhnya pemimpin Hamas, Yahya Sinwar. Ketua Pimpinan Pusat Hima Persis Bidang Hubungan Internasional, Fakhrizal Lukman, menyampaikan belasungkawa atas kematian Sinwar dan menegaskan bahwa perjuangan Palestina untuk kemerdekaan akan terus berlanjut.
“Agresi Israel semakin meningkat, dan kejahatan perang terhadap Palestina kian memperuncing konflik. Ratusan ribu warga Palestina menjadi korban, dan jutaan lainnya kehilangan tempat tinggal dalam satu tahun terakhir. Ini tidak boleh dibiarkan terus terjadi,” tegas Fakhrizal, dalam keterangan tertulis, Minggu (20/10).
Berdasarkan data UN-OCHA, sejak Oktober 2023 hingga saat ini, tercatat 42.010 korban jiwa dan 97.720 orang terluka, termasuk balita, perempuan, lansia, dan penyandang disabilitas. Sebanyak 70.000 unit perumahan hancur, menyebabkan 1,9 juta warga terpaksa mengungsi.
Setahun terakhir menjadi periode yang paling destruktif bagi kawasan, dengan sejumlah tokoh penting di Timur Tengah dilaporkan wafat. Selain Yahya Sinwar, beberapa pemimpin besar seperti Presiden Iran Ebrahim Raisi, Pimpinan Hamas Ismail Haniyeh, dan Pimpinan Hizbullah Hassan Nasrallah juga dilaporkan tewas. Rangkaian peristiwa ini dinilai memperburuk situasi dan memicu potensi perang kawasan.
Fakhrizal menekankan bahwa konflik ini merupakan ancaman serius terhadap stabilitas global. “Penjajahan Israel terhadap Palestina adalah masalah kemanusiaan paling mendesak saat ini. Agresi Israel yang terus berlanjut memicu eskalasi konflik tidak hanya di Palestina, tetapi juga meluas ke Iran dan Lebanon. Situasi ini berpotensi mengancam kawasan lebih luas,” ujarnya.
Ia juga menyerukan agar Indonesia lebih proaktif memperkuat diplomasi untuk mendukung kemerdekaan Palestina. “Indonesia harus lebih berani mengambil sikap tegas dan menyuarakan dukungan di berbagai forum internasional seperti PBB, OKI, dan Gerakan Non-Blok,” tambahnya.
Fakhrizal mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus mendukung Palestina melalui diplomasi, kampanye, dan bantuan kemanusiaan. “Atas nama solidaritas dan perlawanan terhadap penindasan, kita harus bersatu untuk memperjuangkan hak-hak Palestina,” tutupnya.
Sementara itu, ketegangan di Timur Tengah terus meningkat. Israel, Iran, dan Lebanon berada di ambang konfrontasi yang lebih luas. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan kesiapan untuk melanjutkan operasi militer, sementara komunitas internasional berupaya keras menahan eskalasi agar tidak berkembang menjadi perang regional yang lebih mematikan. Blokade ketat dan pertempuran intensif di Gaza menempatkan kawasan pada persimpangan antara diplomasi dan konfrontasi militer.