News
Ketika Produsen Tambang Batubara Terbesar Rambah Dunia Pendidikan dan Vokasi
Published
1 year agoon
Monitorday.com – PT Delta Dunia Makmur Tbk. (Delta Dunia Group) produsen batubara terbesar di Indonesia meresmikan anak usahanya, PT BISA Ruang Nuswantara (BIRU). Peresmian BIRU diharapkan dapat mendukung agenda pembangunan berkelanjutan Pemerintah Indonesia, khususnya dalam hal peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) berdaya saing global melalui pendidikan berbasis industri dan pemberdayaan kewirausahaan sosial, sekaligus turut menjaga kelestarian lingkungan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, BIRU menghadirkan dua program andalan, yakni BISA Ruang Vokasi (BRV) dan Karya BISA (KRB) sebagai platform pembelajaran berbasis industri untuk mempercepat sinergi antara sektor pendidikan dan industri.
Program BISA Ruang Vokasi (BRV) didasarkan pada konsep teaching factory yang menggabungkan proses pembelajaran berbasis industri ke dalam kurikulum pendidikan. Program ini dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan keterampilan dasar pekerja masa depan di lapangan.
Sementara, Program Karya BISA (KRB) mengedepankan kerja sama antara sektor industri, pendidikan dan UKM, dalam mengelola proses daur ulang limbah industri untuk menghasilkan produk ramah lingkungan guna memenuhi kebutuhan operasional industri.
Dian Andyasuri, Direktur Delta Dunia Group dan Komisaris BIRU, mengemukakan Delta Dunia Group merupakan salah satu perusahaan holding energi terkemuka di Indonesia sekaligus induk dari beberapa anak perusahaan, di antaranya PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), BUMA Australia, PT Bukit Technology Digital, dan BIRU.
“Di Delta Dunia Group, kami selalu percaya bahwa kunci masa depan berkelanjutan terletak pada integrasi pengelolaan lingkungan, tanggung jawab sosial, dan tata kelola atau ESG yang kuat dalam segala tindakan kami. Hari ini, kami memperkenalkan dan meresmikan BIRU sebagai entitas sosial inovatif yang didedikasikan untuk pendidikan kejuruan dan pengelolaan daur ulang limbah. Ini sekaligus merupakan bukti komitmen teguh kami terhadap prinsip-prinsip ESG,” ungkap Dian.
Kehadiran BIRU diharapkan dapat mendorong pendidikan berkelanjutan dengan konsep ‘link and match’ untuk menghubungkan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dengan dunia pendidikan, sekaligus mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan, serta lapangan kerja dan pekerjaan yang layak bagi semua.
Solusi dan ekosistem yang dihadirkan oleh BIRU melalui BRV adalah yang pertama di Indonesia untuk mengakselerasi peningkatan SDM vokasi berkelas dunia. Program ini bekerja sama dengan industri dan diperkuat dengan pemanfaatan aplikasi digital dan teknologi Virtual Reality (VR) yang dapat diakses oleh para siswa se-Indonesia.
Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional 2023 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), total angkatan kerja di Indonesia tercatat sebanyak 146,62 juta orang. Dari angka tersebut, sebanyak 7,99 juta tercatat tidak memiliki pekerjaan.
Dari jumlah tersebut, tingkat pengangguran terbuka dengan latar belakang pendidikan sekolah menengah atau sederajat mencapai 8,41 persen atau tertinggi dibandingkan dengan angka pengangguran terdidik dari jenjang pendidikan lainnya.
Sitti Utami Haryanti, M.Hum, perwakilan dari Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) RI, menyatakan salah satu penyebab masih rendahnya penyerapan tenaga kerja terdidik adalah belum adanya link and match atau keselarasan antara sektor pendidikan vokasi dengan dunia industri.
Padahal, lulusan vokasi diharapkan memiliki keterampilan dan kesiapan untuk terjun langsung ke dunia kerja sesuai dengan kebutuhan industri. Untuk mendorong tercapainya keselarasan itu, perlu ada kolaborasi dari berbagai pihak.
“Kami dari Kemendikbud Ristek akan mendorong kolaborasi dalam membangun ekosistem pendidikan dan kebudayaan berbasis lingkungan sosial melalui pendekatan STEAM (science, technology, engineering, art, and mathematics) agar memiliki dampak yang luas serta berkelanjutan. Kami berharap BIRU dapat berperan aktif dan menjadi bagian dalam mewujudkan ekosistem tersebut.”
Peresmian BIRU selain menjadi milestone penting, sekaligus mencatat pencapaian baru bagi BIRU yang mulai memperluas jangkauannya ke sektor lain di luar pertambangan dan energi melalui penandatanganan kerja sama dengan dua mitra baru pelaku industri hospitality, yaitu PT Pangansari Utama Food Resources dan Hotel Indah Palace, serta dua lembaga pendidikan vokasi hospitality MedWist dan SMKN 3 Sukoharjo.
Program sekolah vokasi di bidang hospitality yang dijalankan oleh BRV bekerja sama dengan mitra sekolah kejuruan dan perguruan tinggi akan dimulai pada Q4 2023. Diharapkan, tahun depan sudah ada lulusan-lulusan bidang hospitality BRV yang terekrut di perusahaan-perusahaan pariwisata.
Kristiyanto Widiyawan, Direktur Utama BIRU, mengatakan sejak pertama kali diperkenalkan pada 2018, program BISA Ruang Vokasi fokus mendukung pendidikan berbasis industri untuk meningkatkan jumlah lulusan vokasi di bidang mekanikal dan engineering, dan telah berhasil mendukung kebutuhan tenaga kerja di industri energi dan pertambangan.
Meski begitu, kami menyadari perlunya untuk menjangkau ke sektor-sektor lain yang juga membutuhkan tenaga kerja vokasi terampil. Karena itu, mulai tahun ini, kami memperluas jangkauan, dimulai dengan menggarap sektor pariwisata dan perhotelan. Ke depannya, kami akan mengaplikasikan solusi BRV ke sektor-sektor lain, seperti manufaktur dan perkebunan.
Menurut Kristiyanto, hal yang membedakan BRV dari solusi vokasi lainnya adalah BRV bekerja sama dengan industri. Artinya, BRV memberikan kesempatan bagi siswa untuk magang di perusahaan dan mendapatkan sertifikasi nasional yang dapat berkembang menjadi sertifikasi internasional.
“Selain memberikan keuntungan bagi perusahaan, BRV juga memberikan dampak sosial yang positif, khususnya mengurangi pengangguran vokasi,” paparnya.
Sektor hospitality yang di antaranya meliputi pariwisata, perhotelan, dan kapal pesiar merupakan bagian dari industri hospitality yang paling banyak membuka peluang bagi lulusan vokasi. Potensi bangkitnya industri hospitality Indonesia pasca pandemi berdampak pada meningkatnya kebutuhan SDM secara bertahap. Tenaga kerja vokasi yang unggul sangat dibutuhkan dalam membangun kembali industri pariwisata Indonesia.
Bobby Ardyanto Setyo Aji, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengatakan, “Di tengah mulai bangkitya sektor pariwisata pasca pandemi, masih ada tantangan yang perlu diatasi. Peningkatan mutu pelayanan dan pembangunan SDM pariwisata yang unggul menjadi salah satu prioritas industri ini.
Kehadiran sekolah-sekolah vokasi di bidang hospitality yang menerapkan kurikulum pelatihan kerja sesuai dengan skenario di industri nyata, dan kolaborasi untuk menghadirkan link and match antara dunia usaha, industri, dan pendidikan seperti yang dilakukan oleh BIRU menjadi angin segar yang membawa harapan bagi kemajuan pariwisata serta perekonomian daerah dan nasional.”
Hal senada juga disampaikan oleh Andrew White, pelaku industri pariwisata dan pemilik Tropical Beach Resort, Sumbawa. Ia mengungkapkan, “Setelah pandemi, antusiasme masyarakat untuk melakukan perjalanan dan liburan meningkat. Hal ini membuat kebutuhan tenaga kerja dalam industri hospitality bertumbuh.
Sebagai pelaku usaha hospitality, kami sangat mengandalkan tenaga kerja lulusan vokasi yang terampil dan siap terjun ke lapangan. Inisiatif BIRU melalui BISA Ruang Vokasi untuk menghadirkan pembelajaran dan pelatihan sesuai dengan keadaan di industri selain dapat mengasah keterampilan siswa dan calon pekerja, juga akan membantu mereka menjadi lebih adaptif ketika sudah masuk ke dunia kerja nyata.”
“Delta Dunia Group berkomitmen untuk menciptakan keunggulan dalam seluruh aspek bisnisnya dan memberikan nilai lebih bagi para pemegang saham dan pemangku kepentingan, termasuk mitra kami.
Bersama BIRU, kami mengundang lebih banyak sekolah, siswa, asosiasi industri, pelaku usaha, dan instansi pemerintah untuk berkolaborasi dengan kami untuk membangun ekosistem berbasis ‘link and match’ antara dunia pendidikan dan industri, untuk menciptakan dampak positif yang lebih luas dan berkelanjutan di masyarakat,” tutup Dian.