Ketua Umum PP PERSIS Dr. Jeje Zaenudin, M.Ag mengungkapkan terkait tiga momentum besar saat memberikan sambutan di gelaran Musyawarah Kerja Nasional (Muskernas) PP PERSIS ke-2, Sabtu (25/11/2023) di Hotel Sutan Raja – Soreang.
”Ada tiga momentum besar yang beririsan dengan momentum Muskenas ini; kondisi internal, nasional dan internasional,” ujarnya.
Irisan pertama berkenaan dengan kondisi internal Persatuan Islam yang memotret perjalanan jihad satu abad pertamanya.
Menurutnya, perjalanan suatu kaum, suatu umat dan bangsa selalu direspon dengan tiga sikap dari generasi penerusnya.
Sikap pertama generasi penerus, mengabaikan dan melalaikan nilai nilai warisan perjuangan leluhur.
”Kita sebut sebagai generasi pengkhianat, mereka menihilkan nilai perjuangan generasi sebelumnya, tak melihat kebaikan dari kiprah pendahulunya,” imbuhnya.
Sikap kedua generasi penerus, sikap begitu mengagumi warisan masa lampau atau para pendahulunya.
”Seakan telah menuntaskan segala persoalan, tak ada ruang membuka diri, dianggap sudah tuntas, senang bernostalgia dengan masa lampau, jika saat ini berbeda dengan masa lampau dianggap tak menghargai dan melenceng. Sikap kedua ini sama kurang terpuji. Mengkrangkeng inovasi dan kreativitas dakwah,” papar Dr. Jeje Zaenudin.
Sikap ketiga generasi penerus, ini yang diharapkan ada oleh ketua umum PP PERSIS tersebut. Yang ketiga, sikap moderat dalam menghargai pencapaian generasi pendahulu, menjadikannya referensi, serta mampu menyosong masa depan.
Menurutnya, sikap generasi ketiga ini yang mesti diambil. Memaknai harakah tajdid dalam dua sisi yang seimbang. Gerakan purifikasi, membersihkan kekeliruan berpikir dalam beribadah. Tajdid, bermakna dinamisasi dan inovasi.
”Dulu belum terjawab, mesti dijawab di masa sekarang. Menghargai karya orisinil para pendahulu, namun senantiasa menghadirkan gerakan pembaharuan (reformatif),” jelasnya.
Ia menegaskan, apa kontribusi dan peran jamiyyah Persatuan Islam di masa lalu; memberi landasan pikiran, bagaimana hukum melawan penjajah, hukum bernegara, dan lainnya.
Saat ini, memasuki abad ke-2 PP PERSIS menghadirkan realitas konkret mengenai peran dan kebermanfaatan jamiyyah Persatuan Islam sebagaimana yang diangkat dalam tema; menuju kejayaan bangsa dan peradaban dunia
”Aspek pertama, prinsip Harakahnya memegang ideologi dan normatif yang berbasis Al-Quran dan Assunah. Aspek kedua, Tajdid merujuk dinamisasi perubahan dan pengembangan metode, sarana dan strategi dakwahnya”, jelasnya.
Intinya, denyut nadi Persatuan Islam terletak pada puripikasi gerakan yang dinamis. Prinsip teologis dan filosofisnya bersumber dan mengakar dari kitab Al-Quran dan Al-Hadits.
Dalam wilayah tajdid, ada ijtihad. “Dalam Ijtihad, tak semuanya langsung sepakat, sehingga wajar mesti ada musyawarah”, tukasnya menambahkan