News
Indo Barometer: Ketum Kaesang Bisa Rebut Suara Relawan Jokowi
Published
1 year agoon
By
N Ayu AshariMONITORDAY.COM – Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat satu desain besar gagasan politik dalam menyongsong Indonesia menuju negara maju tahun 2045.
Hal itu dikatakan Qodari dalam paparannya di acara diskusi bertajuk “Gelombang Sang Kaesang” yang digelar Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi), di Jakarta Timur, Jumat (29/9).
Qodari menyebut dalam sejarah Indonesia, terdapat desain besar gagasan politik yang dibawa oleh para tokoh besar bangsa ini dan dijadikan pedoman oleh partai politik hingga saat ini.
“Indonesia pernah punya tokoh besar namanya Bung Karno yang dikenal dengan Soekarnoisme yang kemudian menemukan penokohannya dalam sebuah partai PNI, lalu kemudian PDI, lalu PDI perjuangan,” kata Qodari, Jum’at (29/9).
“Kemudian kita punya tokoh besar lain namanya Soeharto. Nah ideologi pembangunannya, strategi pembangunannya, sistem politiknya kita sebut sebagai Soehartoisme, partainya waktu itu dia bikin Partai Golkar,” tambahnya.
Dikatakan Qodari, saat ini Indonesia memiliki gagasan politik baru yang dinamai Jokowi-Isme yang lahir dari tokoh besar bernama Jokowi.
“Saya kok merasa ya sekarang ini Indonesia punya tokoh besar lainnya namanya Jokowi dengan melahirkan sistem pemikiran yang namanya Jokowi-Isme,” ujar Qodari.
Qodari menerangkan, Jokowi-Isme adalah manifestasi pemikiran atau konsep dari Jokowi dalam mewujudkan Indonesia menuju negara maju yang direfleksikan dalam tiga aspek.
Pertama, membangun Indonesia secara menyeluruh atau biasa disebut Indonesia Sentris, dimana pembangunan negeri tidak hanya berpusat di Pulau Jawa, tetapi merata di seluruh wilayah Indonesia.
“Jokowi-Isme adalah sebuah mazhab pemikiran yang pertama-tama ideologinya adalah Indonesia Sentris. Bahwa yang harus merasakan pembangunan, yang harus mendapatkan manfaat pembangunan yaitu bukan cuma Jakarta, bukan cuma Jawa, bukan cuma Indonesia Barat, tapi seluruh Indonesia,” ucapnya.
Kedua kata Qodari, Jokowi-Isme mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa.
“Jokowi tidak hanya membangun ekonominya, tetapi juga mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa, ideologi persatuan, ideologi nasionalisme, beliau perjuangkan sampai titik dimana keberanian berhadapan dengan kelompok intoleran, kelompok radikal dengan segala risiko yang tidak berani diambil oleh pemimpin sebelumnya, menurut saya itu sesuatu banget,” ungkapnya.
Aspek ketiga, lanjut Qodari, Jokowi-Isme bercita-cita membawa Indonesia menjadi negara maju di tahun 2045 dengan rute atau peta jalan yang sangat jelas.
“Apa itu Jokowi-Isme? Pak Jokowi mau Indonesia jadi negara maju tahun 2045 untuk menuju negara maju 2045 syaratnya sudah jelas, rutenya sudah jelas. Yaitu, satu pembangunan infrastruktur; dua, digitalisasi; tiga, hilirisasi; empat, pembangunan SDM termasuk di dalamnya pendidikan kesehatan, pangan dan energi; lima, IKN Nusantara,” urai Qodari.
Selain itu Qodari mengatakan, Presiden Jokowi menjadi tokoh yang besar yang tidak cukup mampu ditampung oleh PDI Perjuangan, sehingga membutuhkan wadah yang lebih besar dan leluasa.
“Pak Jokowi telah bertransformasi menjadi seorang tokoh besar yang membawa ‘Isme’ nya sendiri dan Isme yang baru itu membutuhkan suatu wadah, membutuhkan suatu tempat agar dia bisa berkembang dengan leluasa,” katanya.
Pada kesempatan itu, Qodari juga mengatakan masuknya putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menjadi fenomena politik terbaru dalam diskursus politik menjelang Pemilu 2024. Ia menyebutnya sebuah tuntutan zaman.