Monitorday.com – Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa, mengumumkan bahwa angka kemiskinan ekstrem di provinsi itu telah turun sebesar 3,58 persen menurut perhitungan yang dikeluarkan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Dalam surat yang diterima dari Kementerian tersebut, disebutkan bahwa sembilan kabupaten/kota di Jawa Timur telah mencapai angka kemiskinan ekstrem sebesar 0 persen, dengan jumlah penduduk miskin ekstrem mencapai nol.
“Alhamdulillah, kabar ini melengkapi kegembiraan saya dan mas Emil Dardak di akhir kepemimpinan kami sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur. Artinya apa yang kami upayakan dengan berbagai program efektif menurunkan angka kemiskinan ekstrem di Jawa Timur,” ujar Khofifah di Kota Surabaya, Jumat (15/3).
Khofifah menjelaskan bahwa dalam tiga tahun terakhir (2020-2023), angka kemiskinan ekstrem di Jawa Timur telah turun secara signifikan sebesar 3,58 persen atau 1.480.140 jiwa. Pada Maret 2023, angka kemiskinan ekstrem di Jawa Timur turun dari 4,4 persen menjadi 0,82 persen, menerima penghargaan insentif fiskal sebesar Rp6,215 miliar.
Gubernur Khofifah juga menyoroti berbagai program yang telah diinisiasi oleh Pemprov Jawa Timur dalam menangani kemiskinan ekstrem, seperti bantuan sosial bagi keluarga miskin ekstrem, program renovasi rumah tidak layak huni (Rutilahu), dan peningkatan pendapatan penduduk melalui kegiatan usaha produktif yang didukung oleh permodalan UMKM.
“Insya Allah, ke depan jika masyarakat Jatim kembali memberi amanat kepada kami, berbagai program tersebut akan terus berlanjut dan bertambah sehingga angka kemiskinan ekstrem di Jawa Timur dapat kita capai nol persen,” tambahnya.