Sejarah Islam dipenuhi dengan kisah-kisah inspiratif tentang pemimpin yang dipilih oleh Allah SWT untuk membimbing umat-Nya. Salah satu kisah yang menggugah hati adalah penunjukan Raja Thalut, seorang pemimpin yang dipilih oleh Allah dalam usia muda yang masih belia. Kisah ini terdapat dalam Al-Quran, khususnya dalam surat Al-Baqarah.
Raja Thalut, yang dalam tradisi Barat dikenal sebagai Saul, adalah salah satu pemimpin Bani Israil. Kisahnya dimulai ketika umat Bani Israil menghadapi ancaman dari bangsa Amelek. Umat ini merasa terdesak dan meminta seorang pemimpin untuk memimpin mereka dalam pertempuran melawan musuh mereka. Allah pun menjawab permohonan mereka melalui utusan-Nya, seorang nabi yang dipilih-Nya untuk menunjuk seorang pemimpin.
Allah SWT memerintahkan nabi tersebut untuk memberitahu umat Bani Israil bahwa Allah telah memilih Thalut sebagai raja mereka. Namun, apa yang membuat kisah ini begitu menarik adalah bahwa Thalut saat itu masih muda dan belum memiliki pengalaman kepemimpinan yang mencolok. Hal ini menciptakan tantangan dan keraguan di kalangan Bani Israil.
Thalut, yang berasal dari suku Benyamin, tidak hanya dihadapkan pada tantangan dari musuh di luar, tetapi juga pada ketidakpercayaan dan keraguan dari umatnya sendiri. Masyarakat pada umumnya memiliki persepsi bahwa seorang pemimpin haruslah seseorang yang telah memperoleh pengalaman dan usia yang matang. Namun, Allah SWT menyampaikan pesan-Nya bahwa pemilihan-Nya tidak tergantung pada usia atau pengalaman fisik, tetapi pada keimanan, keberanian, dan kepatuhan kepada-Nya.
Penunjukan Raja Thalut di usia muda adalah bukti bahwa Allah memilih pemimpin berdasarkan kualitas moral dan spiritualnya. Thalut membuktikan dirinya sebagai seorang pemimpin yang adil, berani, dan tunduk kepada perintah Allah. Allah berfirman dalam Al-Quran, “Ketika Thalut pergi bersama pasukannya, ia berkata, ‘Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai; barangsiapa minum darinya, bukan dari golonganku, maka bukan dariku; dan barangsiapa tidak meminumnya, maka ia benar-benar dari golonganku, kecuali sedikit yang diambil dengan telapak tangannya.’ Maka mereka minum darinya, kecuali segelintir dari mereka. Ketika ia dan orang-orang yang beriman bersama-sama melewati sungai itu, mereka berkata, ‘Hari ini kami tidak berdaya menghadapi Jalut (Goliath) dan tentaranya.’ Orang-orang yang yakin bahwa mereka akan menemui Allah berkata, ‘Berapa banyak pasukan kecil telah mengalahkan pasukan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.'” (Al-Baqarah: 249-250)
Kisah penunjukan Raja Thalut yang masih muda ini memberikan pelajaran berharga tentang keadilan, keimanan, dan keberanian. Allah memilih pemimpin bukan berdasarkan kriteria duniawi, melainkan berdasarkan kualitas moral dan spiritual. Sebagai umat Islam, kita dapat mengambil inspirasi dari kisah ini untuk memahami bahwa usia bukanlah penghalang untuk berkontribusi dan memimpin, asalkan kita memiliki iman yang kokoh dan ketaatan kepada Allah SWT.