Monitorday.com, – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengubah nasib tambak udang tak produktif menjadi tambak nila salin di Karawang, Jawa Barat. Proyek percontohan seluas 80 hektar ini diprediksi mampu menghasilkan 7.020 ton nila salin per siklus, dengan keuntungan mencapai Rp38,61 miliar.
Tambak Udang Lama Berubah Jadi Tambak Nila Salin Modern
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, tambak udang yang dimodifikasi ini merupakan model lama yang sudah tidak berfungsi dengan baik.
“Tambak ini dibangun pada zaman orde baru dan seiring waktu terkontaminasi kotoran,” ujar Trenggono.
Potensi Keuntungan Besar
Dengan modal Rp76,6 miliar, Trenggono optimis proyek ini akan balik modal dalam tiga tahun. Nila salin memiliki HPP Rp24.500 per kg dan harga jual Rp30.000 per kg, menghasilkan margin profit Rp5.500 per kg.
Proyek Percontohan dengan Skala Besar
Proyek ini terbagi menjadi dua blok, yaitu blok A (16 hektar) dan blok B (20 hektar). Selain itu, terdapat klaster pengembangan di blok C (20,5 hektar) dan blok D (23,5 hektar).
Target Produksi Tinggi
Dalam satu siklus 8-9 bulan, tambak ini diproyeksikan menghasilkan 7.020 ton nila salin dengan target berat 1 kilogram per ekor.
Upaya KKP Meningkatkan Produksi Perikanan
Proyek ini merupakan salah satu upaya KKP dalam meningkatkan produksi perikanan dan kesejahteraan pembudidaya ikan. Nila salin dipilih karena memiliki daya tahan tinggi terhadap salinitas air laut dan memiliki nilai ekonomi tinggi.
Modifikasi tambak udang menjadi tambak nila salin menunjukkan potensi besar dalam meningkatkan produksi perikanan dan pendapatan pembudidaya. Proyek ini diharapkan dapat menjadi model bagi pengembangan tambak nila salin di daerah lain.