Kolaborasi HISKI Pusat dan HISKI Kalteng Kuatkan Tradisi Sastra
HISKI Pusat bersama HISKI Kalteng menggelar studi kelayakan pengembangan sastra dan produk kreatif berbasis kearifan lokal, didukung Dana Indonesiana, dengan melibatkan berbagai elemen budaya Kalimantan Tengah.
Monitorday.com – Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia (HISKI) bersama HISKI Komisariat Kalimantan Tengah menggulirkan program optimalisasi sastra dan industri kreatif berbasis kearifan lokal melalui studi kelayakan di Palangka Raya, Jumat, 28 Februari 2025.
Kolaborasi ini didukung Dana Indonesiana tahun 2024 yang direalisasikan pada tahun 2025.
Kegiatan yang melibatkan Dinas Kebudayaan dan Olahraga Provinsi Kalteng, Dinas Kebudayaan dan Olahraga Kota Palangka Raya, Dewan Adat Dayak Provinsi Kalteng, Balai Bahasa Kalteng, ATL Kalteng, dan Bawi Dayak Palangka Raya ini menandai langkah awal pengembangan sastra berbasis tradisi lisan dan manuskrip di Kalimantan Tengah. Tim HISKI yang hadir terdiri dari Ketua Umum Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum., Dr. M. Yoesoef, M.Hum., Dr. Imam Qalyubi, M.Hum., dan Sudartomo Macaryus, M.Hum.
Diskusi Kelompok Terpumpun yang dipandu Dr. Imam Qalyubi menghadirkan tokoh-tokoh kunci di Kalimantan Tengah.
“Semua yang hadir pada kesempatan ini adalah tokoh kunci yang berkompeten dalam bidangnya masing-masing,” ujar Imam Qalyubi.
Dalam pengantarnya, Prof. Dr. Novi Anoegrajekti menegaskan komitmen HISKI dalam mendorong pengembangan sastra dan budaya lokal. HISKI, yang memiliki 70 komisariat dari Aceh hingga Papua, berencana menggelar workshop penulisan kreatif sastra berbasis tradisi lisan dan manuskrip, workshop pengembangan produk kreatif, serta festival sastra dan produk kreatif pada tahun 2025.
Berbagai masukan mengemuka dalam diskusi, mulai dari penulisan kreatif berupa puisi, cerpen, drama, hingga skenario, serta pengembangan produk kreatif seperti film pendek, batik, karungut, batanggaring, dan digitalisasi tradisi adat Dayak. M. Yoesoef menambahkan, peserta workshop berjumlah 30 orang dari komunitas sastra, siswa, guru, hingga praktisi seni dan media.
Workshop dan festival sastra akan berlangsung pada April hingga Agustus 2025, membuka peluang kolaborasi dan inovasi dalam memperkuat identitas budaya Kalimantan Tengah.