Monitorday.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus mendorong para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia telah beralih ke platform digital untuk meningkatkan kapasitas dan jangkauan distribusinya.
Upaya digitalisasi ini dinilai penting karena saat ini jumlah UMKM di platform digital sekitar 16,6 juta atau 25 persen dari total 64 juta UMKM, yang dicapai selama satu dekade pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin melalui program transformasi digital.
“Pertumbuhan UMKM dalam era digital ini eksponensial. Namun, baru 26 persen dari 64 juta UMKM yang telah beralih ke platform digital. Potensi ini harus terus kita optimalkan,” ujar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Kominfo, Hokky Situngkir dalam Talkshow Temu Bisnis Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) Tahap VIII di ICE BSD Tangerang, Provinsi Banten, seperti dilansir pada Rabu (18/9/2024).
Hokky mengatakan, digitalisasi UMKM merupakan langkah krusial untuk meningkatkan kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional.
Sebab, digitalisasi membawa berbagai keuntungan, terutama dalam hal ekspansi pasar. Bahkan, digitalisasi mampu mengoptimalkan efisiensi operasional UMKM melalui manajemen rantai pasok yang lebih baik.
“Dengan digitalisasi, UMKM bisa memperluas jangkauan pasar, tidak hanya secara lokal tetapi juga internasional. Ini membuka peluang bagi mereka untuk meningkatkan volume penjualan dan potensi ekspor,” jelasnya.
Dia juga mengatakan, digitalisasi akan meningkatkan peluang keberhasilan UMKM. Hal ini juga diiringi dengan akses lebih luas ke program pembiayaan dan investor bagi UMKM yang sudah go digital.
“UMKM yang sudah on-boarding ke platform digital memiliki peluang sukses yang lebih tinggi dibandingkan yang masih menggunakan metode konvensional,” ujarnya.
Walaupun menawarkan banyak manfaat, transformasi digital juga memunculkan sejumlah tantangan, terutama kendala infrastruktur dan keterampilan digital yang masih menjadi hambatan utama bagi sebagian besar UMKM.
Selain itu, isu keamanan siber juga menjadi perhatian utama dalam proses digitalisasi UMKM.
Menurut Dirjen Aptika Kementerian Kominfo, banyak pelaku UMKM yang rentan terhadap serangan ransomware.
“Banyak UMKM yang menjadi korban serangan ransomware karena kurangnya kesadaran akan pentingnya keamanan siber. Ini adalah masalah serius yang harus segera diatasi,” kata Hokky.
Untuk menghadapi tantangan tersebut di masa depan, dia menekankan agar pelaku UMKM harus meningkatkan empat aspek utama, yaitu keterampilan digital, budaya digital, etika digital, dan keamanan digital.
“Ini adalah fondasi bagi UMKM untuk sukses dalam ekosistem digital,” tandasnya.
Selain itu, Hokky juga memperingatkan dampak negatif dari judi online yang dapat mengganggu ekosistem digital.
“Judi online adalah ancaman serius bagi ekonomi digital, terutama bagi pelaku UMKM. Oleh karena itu, kami terus berkolaborasi dengan berbagai platform untuk memutus akses ke judi online,” tandas Dirjen Aptika Kominfo.