Monitorday.com – Ketegangan yang terjadi akibat serangan antara Israel dan Iran telah membawa dampak signifikan pada pasar minyak mentah dunia, dengan harga-harga melonjak tajam.
Pada Rabu (10/4), harga minyak mentah jenis Brent mencapai lebih dari US$90 per barel, setelah mengalami kenaikan sebesar 1,1%. Sementara itu, harga West Texas Intermediate (WTI) mendekati angka US$86.
Menurut Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, ketegangan geopolitik serta pengurangan pasokan oleh OPEC+ telah menjadi faktor utama dalam kenaikan harga minyak dunia sebesar hampir 18% sepanjang tahun ini.
Meskipun harga minyak dunia terus naik, Pertamina Patra Niaga berkomitmen untuk menjaga pasokan bahan bakar minyak (BBM) nasional dan stabilitas harga.
“Kami tetap memastikan pasokan BBM nasional aman, dan kami berkomitmen untuk menjaga harga BBM domestik tetap stabil agar tidak berdampak pada inflasi dan daya beli masyarakat,” ujar Riva.
Riva menegaskan bahwa Pertamina tetap mempertahankan harga BBM meskipun biaya produksi meningkat seiring dengan kenaikan harga minyak dunia, sebagai bagian dari dukungan mereka terhadap upaya Pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Pertamina Patra Niaga juga memastikan bahwa stok BBM nasional aman selama masa Satgas Penanganan Dampak Pandemi COVID-19 (RAFI), dengan menyediakan pasokan yang lebih tinggi untuk mengantisipasi lonjakan permintaan selama arus mudik dan balik Lebaran.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting menambahkan bahwa setelah memenuhi kebutuhan BBM dan LPG selama arus mudik, mereka tetap siaga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pasca libur Idulfitri dan arus balik.
Irto juga mengingatkan masyarakat untuk menghubungi Call Center Pertamina di nomor 135 jika mengalami kendala terkait BBM dan LPG di lapangan, sebagai upaya Pertamina dalam memberikan layanan yang optimal kepada masyarakat.