Monitorday.com – Bekasi petang itu terasa biasa saja, hingga suara mesin mobil hitam berhenti di depan sebuah rumah. Beberapa orang keluar dengan rompi bertuliskan KPK, membawa koper biru, lalu berlalu tanpa sepatah kata pun. Tetangga yang mengintip dari balik jendela hanya bisa menduga-duga, “Apa lagi ini?”
Langkah KPK kali ini langsung menjadi sorotan. Rumah Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, resmi menjadi lokasi penggeledahan terkait kasus dugaan suap pergantian antarwaktu (PAW) Harun Masiku. Operasi yang berlangsung pada Selasa (7/1/2025) itu menyisakan pertanyaan besar: apa isi koper biru yang dibawa penyidik?
Tanpa banyak bicara, tim penyidik menyelesaikan tugas mereka tepat pukul 18.19 WIB. Koper itu masuk ke dalam mobil hitam, meninggalkan rumah Hasto dalam suasana penuh spekulasi.
KPK sendiri tak banyak memberikan keterangan. Namun, juru bicara KPK, Tessa Mahardhika, mencoba menjawab sebagian teka-teki. Menurutnya, waktu penggeledahan ditentukan berdasarkan kebutuhan penyidikan, bukan tekanan publik.
“Semua kegiatan penggeledahan, penyitaan, dan lain-lain itu bergantung pada kebutuhan pemenuhan unsur perkara yang ditangani,” kata Tessa. Pernyataan itu sekaligus menanggapi tudingan bahwa penggeledahan ini terlambat atau sekadar pengalihan isu dari panasnya berita lainnya.
Namun, bagaimana jika dugaan itu benar? Tessa menjelaskan, penilaian semacam itu sah-sah saja di masyarakat, tetapi tugas utama KPK tetap pada fokus penyidikan. “Kami tidak bisa melarang pihak luar untuk berpikiran seperti itu,” imbuhnya.
Sejak nama Harun Masiku mencuat dalam kasus ini, KPK berada dalam tekanan publik untuk menunjukkan hasil kerja nyata. Keberadaan Harun sendiri masih menjadi misteri, membuat setiap langkah KPK dalam kasus ini menjadi perhatian besar. Kini, koper biru itu seolah menjadi simbol baru: apakah itu kunci pengungkapan kebenaran atau sekadar drama pengalihan perhatian?
Bagi masyarakat, drama penggeledahan ini lebih dari sekadar berita kriminal. Ini adalah refleksi dari pertanyaan yang lebih besar: seberapa serius lembaga anti-rasuah ini dalam memberantas korupsi? Apakah Hasto hanya salah satu bagian dari permainan yang lebih besar?
KPK, tentu saja, punya caranya sendiri untuk bekerja, meski ritmenya sering kali memancing komentar sinis. Namun, bagi mereka yang percaya, koper biru itu mungkin menyimpan harapan akan keadilan. Bagi yang skeptis, itu tak lebih dari properti panggung untuk cerita yang sama-sama kita saksikan sebelumnya.
Bekasi telah kembali tenang malam itu. Namun, pertanyaan tentang apa yang sebenarnya terjadi di balik pintu rumah Hasto terus bergaung. Koper biru itu telah pergi, tetapi pesan yang ditinggalkannya masih ada: keadilan adalah perjalanan panjang, dan kita hanya bisa berharap itu benar-benar sedang menuju tempat yang tepat.