Connect with us

Review

Krisis Sang Legenda Wadah Plastik

Ma'ruf Mutaqien

Published

on

SIAPA tak kenal Tupperware. Wadah plastik legendaris yang sering jadi rebutan ibu-ibu setelah pengajian atau arisan. Bahkan, saking berartinya, ada lelucon lama yang bilang, “Lebih baik kehilangan anak daripada Tupperware.” 

Sebagai simbol dapur, Tupperware pernah begitu kuat, dengan warna-warni cerah dan tutup rapat yang bikin kita yakin kalau makanan di dalamnya aman dari segala gangguan, mulai dari udara sampai semut.

Tapi, siapa sangka bahwa di balik gemerlap sejarahnya, Tupperware sekarang terancam bangkrut? Perusahaan yang didirikan oleh Earl Tupper ini sedang berada di ujung tanduk. 

Pada 2023, berita tentang krisis keuangan mereka meletup, membuat banyak orang bertanya-tanya: Bagaimana bisa merek yang begitu ikonik, yang dulunya jadi andalan rumah tangga, kini berada di ambang kebangkrutan?

Tupperware Party
Kita tahu, Tupperware sukses besar di era 1950-an dengan model penjualan uniknya, yaitu Tupperware Party. Bayangkan, para ibu rumah tangga berkumpul di rumah satu sama lain untuk nonton demo produk, sambil ngemil dan gosip. Tak jarang, barang Tupperware jadi hadiah eksklusif. Ini bukan sekadar jualan, tapi pengalaman sosial!

Namun, di era yang semakin digital ini, model penjualan langsung seperti itu sudah mulai ditinggalkan. Konsumen lebih suka belanja lewat e-commerce, di mana pilihan lebih banyak, harga lebih transparan, dan tidak perlu keluar rumah. Tupperware terlambat menyadari hal ini. Ketika merek-merek lain mulai merambah dunia online, Tupperware masih sibuk dengan ‘party’ yang makin hari makin sepi tamu.

Dan akhirnya, sepi penjualan jadi kenyataan pahit. Ibu-ibu sekarang lebih sibuk scrolling di marketplace ketimbang nongkrong di party Tupperware. Yang dulunya ‘pesta wadah’, sekarang jadi urusan klik-klik di layar HP.

Di sisi lain, produk-produk pesaing seperti RubbermaidGlad, hingga wadah generik di toko-toko besar mulai menggerogoti pangsa pasar Tupperware. Bukan cuma soal harga yang lebih murah, tapi juga aksesibilitas yang lebih mudah. Tupperware yang dulu eksklusif, kini terlihat seperti barang biasa yang bisa digantikan oleh produk lain.

Dan masalah tidak berhenti di situ. Tupperware juga terlilit utang besar. Pada awal 2023, mereka mengeluarkan pernyataan bahwa kondisi keuangan mereka cukup kritis dan membutuhkan suntikan dana cepat. Bahkan, ada kabar kalau mereka mungkin harus menjual aset atau mencari mitra bisnis baru untuk bertahan. Tapi, seperti kata pepatah, “Kebocoran kecil bisa membuat kapal tenggelam.” Dalam kasus Tupperware, kebocoran ini terjadi di bagian keuangan, bukan tutup plastiknya.

Masihkah ada harapan?
Tupperware memang berusaha keras untuk bangkit. Mereka akhirnya memutuskan untuk masuk ke toko-toko ritel besar seperti Target dan mulai menjual produk mereka secara online. Tapi masalahnya, perubahan ini datang terlambat. Konsumen sudah berpindah ke opsi yang lebih murah dan lebih mudah didapat.

Sekarang, Tupperware sedang mencoba merestrukturisasi keuangan mereka, mengurangi utang, dan bahkan mempertimbangkan opsi merger. Tapi, apakah itu cukup? Tupperware masih menghadapi banyak tantangan untuk bisa tetap relevan di era yang serba digital ini.

Krisis yang dialami Tupperware mengajarkan kita satu hal penting: adaptasi atau mati. Ketika sebuah perusahaan terlalu lama terjebak dalam cara lama, mereka rentan tergilas oleh perubahan zaman. Bisnis, apapun bentuknya, harus terus berinovasi dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar yang berubah.

Jadi, apakah ini akhir dari Tupperware? Bisa jadi, tapi mereka mungkin masih bisa menemukan cara untuk bertahan. Siapa tahu, kita akan melihat Tupperware baru yang lebih modern, mungkin dengan wadah yang lebih canggih – atau bahkan wadah digital untuk menyimpan data kita yang berharga (siapa tahu, kan?).

Yang pasti, bagi banyak dari kita, Tupperware akan selalu menjadi bagian dari kenangan masa kecil yang tak tergantikan. Meski masa depan mereka kini penuh dengan tanda tanya, kita tidak bisa memungkiri bahwa wadah plastik ini pernah menjadi bintang dapur yang tak tergantikan.

Dan siapa tahu? Mungkin suatu hari nanti Tupperware akan membuat comeback – lebih kuat, lebih inovatif, dan siap menutup rapat setiap masalah keuangan seperti mereka menutup wadah makanan. Semoga!

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Monitor Saham BUMN



Sportechment46 minutes ago

Ivar Jenner Sebut 3 Pemain Timnas Indonesia Ini Layak Berkarier di Eropa

Sportechment2 hours ago

Diundang Raffi Ahmad ke Andara, Nathan Tjoe A-On Ajak Rafathar Main Bola

News3 hours ago

PLN Fasilitasi Izin Usaha UMK untuk Kembangkan Ekonomi

News3 hours ago

Erdogan: AS Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh Serang Rusia Picu Perang Dunia, Ngeri!

News4 hours ago

Usai Hadiri KTT G20 Brasil, Prabowo Terbang ke Inggris Temui Raja Charles III

Sportechment4 hours ago

Lisa BLACKPINK Bakal Rilis Album Solo Pertama “Alter Ego”, Kapan?

News4 hours ago

Menkomdigi Ajak Generesi Muda Perkuat Literasi Digital Melalui Konten Positif

Sportechment5 hours ago

Jamu Borneo FC, Persib Bandung Siap Tampil Maksimal di GBLA

Ruang Sujud9 hours ago

Truk Bantuan Untuk Warga Gaza Habis Diserbu Warga Kelaparan

Migas11 hours ago

Pertamina Gelar Eco RunFest 2024, Libatkan 53 UMKM

News12 hours ago

Himbauan Mendikdasmen untuk Para Guru Jelang Pilkada

Ruang Sujud12 hours ago

ICESCO Tetapkan Keffiyeh Palestina Sebagai Warisan Tak Benda Dunia

Sportechment15 hours ago

BYD Rilis SUV Listrik Sealion 7 di Malaysia, Kapan Hadir di Indonesia?

News16 hours ago

Soal Harga Tiket Pesawat Bakal Turun, Simak Penjelasan Bos Garuda

Sportechment1 day ago

Takluk di GBK, Pelatih Arab Saudi: Indonesia Pantas Menang!

Telekomunikasi1 day ago

Telkom Indonesia Kenalkan GoZero: Aksi Nyata OTW Masa Depan Berkelanjutan

Sportechment1 day ago

Indonesia Raih Kemenangan Perdana di Ronde Ketiga, Erick Thohir: Alhamdulillah

News1 day ago

Kenapa Investor Ogah Bangun Pabrik di Indonesia? Ternyata Ini Penyebabnya

Migas1 day ago

Pertama di RI, Pertamina Temukan Sumur Migas Non-Konvensional (MNK)

Sportechment1 day ago

Ganyang Arab Saudi, Ranking FIFA Timnas Indonesia Auto Meroket